Dua Ribu Orang Terjangkit Virus Corona, Orang Kaya Nomor Satu di Dunia Ini Sudah Ramalkan Virus Mematikan Ini Dua Tahun Lalu

By Aullia Rachma Puteri, Selasa, 28 Januari 2020 | 13:00 WIB
Ilustrasi virus (freepik.com/kjpargeter)

Nakita.id - Wabah virus corona sangat membahayakan seluruh dunia.

Virus corona yang diduga berasal dari Kota Wuhan, Cina ini menyebar ke seluruh penjuru dunia dan memiliki efek yang sangat berbahaya.

Dimulai dari panas demam dan kejang-kejang, virus corona mengakibatkan gagal ginjal sampai kematian.

Dari Kota Wuhan sendiri, diduga virus corona menyebar melalui makanan-makanan yang mereka makan.

Virus corona diduga dibawa dari kelelawar yang biasa dijadikan sup di sana.

Baca Juga: Selain Menyenangkan Ternyata Musik Memiliki Manfaat untuk Bayi

Namun, tahukah Moms jika sebenarnya sudah pernah ada yang meramalkan tentang wabah virus mematikan ini?

Tak lain dan tak bukan adalah Bill Gates.

Ia ternyata dua tahun lalu sempat mengeluarkan pernyataannya tentang wabah virus yang menggemparkan dunia ini.

Dunia tengah dalam kekhawatiran terkait merebaknya virus corona.

Pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina, virus corona saat ini sudah merebak ke 12 negara di berbagai belahan dunia.

Baca Juga: Petinggi Sunda Empire Ngotot Minta Polisi Hentikan Penyidikan karena Ganggu Tatanan Internasional, Warganet Gemas: 'Masukkan RSJ Saja'

Virus yang disebut mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) ini telah menjangkiti 1.300 orang dan membunuh 41 orang di Cina.

Menyoal virus mematikan tersebut, Bill Gates ternyata sudah memprediksi ancaman virus tersebut sejak tahun 2018.

Menurutnya, wabah virus mematikan jadi ancaman ketiga terbesar di dunia.

Dua ancaman lainnya yakni perubahan iklim dan perang nuklir.

"Dunia perlu mempersiapkan diri terkait wabah yang harus kita persiapkan sebagaimana kita mengantisipasi perang," ucap Bill Gates seperti dikutip dari Business Insider, Senin (27/1/2020).

Pendiri Microsoft ini menyamakan wabah corona saat ini dengan wabah flu yang terjadi di tahun 1918 yang menewaskan jutaan penduduk bumi.

Baca Juga: Manfaatnya Luar Biasa! Sederet Biji-bijian Ini Diklaim Sebagai Makanan Paling Sehat Untuk Tubuh

Masa inkubasi virus tersebut antara 1 hingga 14 hari. Kemungkinan jumlah kasusnya akan terus meningkat.

Corona virus baru, imbuhnya juga menular selama inkubasi yang berbeda dari SARS.

Sebelum ramai ditemukannya virus corona ini, Cina pernah digegerkan oleh SARS pada 2003-2004.

Saat itu epidemi SARS disebabkan oleh kebiasaan orang Cina memakan musang.

Kasus pertama SARS di dunia tercatat di Guangdong pada November 2002.

Baca Juga: Sembelit dan Mual Muntah Termasuk Gangguan Pencernaan, Apa Penyebabnya?

Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), SARS membunuh hampir 800 orang di dunia.

Tidak hanya itu saja, virus H5N1, flu burung juga muncul di Cina pada 1997.

Pertama kali terdeteksi pada angsa di Cina dan bermutasi ke manusia dari unggas yang terinfeksi.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah melakukan sidang apakah penyebaran virus corona ini bisa dikategorikan masuk sebagai situasi darurat yang perlu jadi perhatian dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Kasus pertama virus corona terjadi pada 8 Desember 2019 lalu.

Baca Juga: Pede Sebut Lina Lebih Bahagia Saat Bersamanya, Tak Disangka Ternyata Seperti Ini Awal Mula Pertemuan Mantan Istri Sule dengan Teddy

Virus tersebut dengan cepat menyebar dan menyebabkan banyak orang terkena pneumonia akut.

Pemerintah Cina menduga, virus tersebut bermula dari konsumsi hewan liar yang ada di pasar hewan di Kota Wuhan.

Berbagai negara meningkatkan kewaspadaannya. Orang-orang yang baru saja pergi dari Wuhan dan Cina diperiksa secara intensif, bahkan saat ini ditingkatkan menjadi tindakan isolasi.

Virus corona diketahui telah menyebar ke 13 negara. Negara-negara tersebut adalah Kanada, China, Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Nepal, Perancis, dan Australia.

Corona adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia.

Baca Juga: Akui Kariernya Moncer Usai Bintangi Sinetron Bersama Mantan Kekasih, Boy William Ungkap Bayaran Stefan William Per Episode, 'Sumpah 50 Juta?!'

Gejala awalnya mirip seperti flu biasa yang diawali dengan demam, pusing, batuk, pilek, radang tenggorokan dan badan lemas.

Namun seiring berjalannya waktu virus ini menyebabkan pneumonia ganas yang mematikan.

Bill Gates sendiri dikenal sebagai miliarder yang sangat mengkhawatirkan ancaman virus pada populasi manusia.

Lewat Bill & Melinda Gates Foundation, yayasan Bill Gates itu sudah menyumbangkan dana triliunan rupiah untuk Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Baca Juga: Lagi-lagi Tangisnya Pecah, Fairuz A Rafiq Akui Sakit Hati dan Tolak Damai di Persidangan Kasus Video Ikan Asin, 'Sampai Saya Mati, Saya Tidak Mau Berdamai'

Dana hibah tersebut digunakan untuk riset pengembangan vaksin jenis baru untuk virus corona yang berasal dari Wuhan, 2019-nCoV.

Sebagai informasi, hibah tersebut merupakan bentuk kemitraan antara Inovio dengan CEPI, dimana perusahaan vaksin tersebut diberikan dana hingga 56 juta dollar AS untuk pengembangan beberapa vaksin lain seperti vaksin MERS hingga demam Lassa.

Dana dari CEPI salah satunya digunakan untuk mempercepat penyelesaian vaksin corona agar bisa diujicobakan ke manusia.

Sebelumnya, masih dengan sokongan dana dari CEPI, perusahaan juga mempercepat uji coba vaksin virus zika ke manusia hanya dalam waktu tujuh bulan, yang diklaim Inovio sebagai pengembangan vaksin tercepat yang pernah dilakukan.

Baca Juga: Anaknya Terisolasi di China karena Virus Corona, Seorang Ibu Asal Aceh Tuntut Jokowi, 'Mereka Krisis Makanan..'

Selain menggelontorkan dana ke Inovio, CEPI juga menghibahkan uang untuk pengembangan vaksin virus baru untuk University of Queensland dan perusahaan vaksin Moderna.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramalan Mengerikan Bill Gates soal Wabah Virus Corona")