Kisah Dokter yang Rawat Pasien Virus Corona di Wuhan, Mulai Tak Pulang 2 Minggu, Rela Pakai Popok, Sampai Dipukuli Keluarga Pasien

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 2 Februari 2020 | 16:24 WIB
ilustrasi perawatan wabah virus corona (EPA-EFE/XIONG QI/XINHUA)

Kaernanya, banyak yang tidak mendapatkan kamar. Kekurangan pasokan medis Pada hari Kamis (30/01/2020), seorang dokter dari unit bedah syaraf di RS Union Wuhan mengatakan bahwa rumah sakit sangat membutuhkan pasokan medis.

Termasuk kacamata, pakaian pelindung sekali pakai, dan masker respirator N95.

Jas atau pakaian pelindung sekali pakai sangat dibutuhkan oleh para dokter.

Baca Juga: Viral di Facebook, Air Rebusan Bawang Putih Mampu Sembuhkan Virus Corona, Begini Kata Kemenkes

Tanpa itu, dokter tidak dapat melakukan kontak dengan pasien atau merawat mereka sama sekali.

Mereka sempat mendapat banyak sumbangan pada awalnya.

Namun ternyata banyak yang tidak sesuai dengan pedoman medis dan tidak dapat digunakan.

Memakai popok dan minum sedikit air Karena kekurangan pasokan peralatan penting, seorang dokter di RS Tongji mengenakan pakaian pelindung yang sama selama shift 10 jam.

Dia juga memakai popok dewasa dan mencoba minum lebih sedikit air selama shift.

Jadi dia tidak harus sering-sering pergi ke kamar kecil.

Hal tersebut lumrah dilakukan para dokter di sana.