Mencegah Pertumbuhan Janin Terhambat, Salah Satunya Konsumsi Asam Folat

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 13 April 2018 | 21:05 WIB
Melalui pemeriksaan prakehamilan, jika dokter mendeteksi penyakit bawaan pada Moms, bisa segera ditangani agar tidak membahayakan kehamilan. (Thinkstock)

Namun, penilaian berdasarkan pengukuran berat badan dan perut Moms ini tidak seakurat pemeriksaan USG.

Mengapa terjadi PJT? Sebagian besar kondisi PJT yang terdeteksi pada trimester 2, biasanya terjadi karena janin tidak memperoleh oksigen dan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya.

Disamping itu, PJT juga dapat terjadi karena kelainan genetik pada janin, infeksi kehamilan seperti TORCH, kelainan plasenta, kelainan kromosom, malnutrisi pada si ibu, kehamilan kembar, serta janin terpapar zat berbahaya.

BACA JUGA: Jangan Lagi Bangun Kesiangan Moms, Bisa Berisiko Kematian Dini!

Setelah Moms terdeteksi mengalami PJT, melalui pemeriksaan USG, dokter obgin akan memeriksa apakah ada penyumbatan aliran darah dari plasenta ke janin. 

Jika pertumbuhan janin tidak sesuai grafik, tetapi aliran darah dari plasenta masih cukup memadai, janin masih dapat dipertahankan dalam rahim hingga cukup matang untuk dilahirkan.

Bila Moms positif terkena preeklamsia, dokter akan memberikan obat untuk mengontrol tekanan darah.

Moms pun dianjurkan mengurangi aktivitas agar menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah ke plasenta.

Atau, jika malnutrisi Moms yang diduga menjadi penyebab PJT, dokter akan membantu Moms memperbaiki pola makan dan asupan gizi.

Setelah itu, dokter akan memonitor kondisi janin dengan intens.