Mencegah Pertumbuhan Janin Terhambat, Salah Satunya Konsumsi Asam Folat

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 13 April 2018 | 21:05 WIB
Melalui pemeriksaan prakehamilan, jika dokter mendeteksi penyakit bawaan pada Moms, bisa segera ditangani agar tidak membahayakan kehamilan. (Thinkstock)

 

Nakita.id.- Semua Moms pasti mengharapkan buah hati yang dikandungnya tumbuh sehat dan sempurna.

Bisa dibayangkan betapa tak karuannya perasaan ini ketika dokter obgin menyatakan janin di kandungan tak mengalami perkembangan. Duh!

Janin tak berkembang atau sering diistilahkan dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT) adalah kondisi ukuran atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Dokter obgin akan memberikan penilaian tersebut setelah melakukan dua kali pengukuran melalui pemeriksaan USG.

BACA JUGA: Moms, Kenali Perubahan dan Perkembangan Janin di Usia 15-18 Minggu

"Umumnya, yang dilihat melalui pemeriksaan USG adalah ukuran kepala dan perut janin. Hasil pengukuran ini, kemudian dibandingkan dengan tabel atau grafik pertumbuhan untuk memperkirakan berat janin," kata dr. Dinda Derdameisya, SpOG dari Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta

Kondisi PJT dapat terjadi baik di trimester 1, 2, maupun 3. Misalnya, pada minggu ke-14 berat janin saat diperiksa hanya mencapai berat janin pada usia 7—8 minggu.

Dokter akan kembali mengukur berat janin dua minggu berikutnya. Jika dua minggu setelahnya, ternyata berat badan janin tidak juga mencapai berat ideal, artinya Moms mengalami PJT.

Selain melalui USG, Moms juga dapat diduga mengalami PJT jika pada akhir trimester kedua tidak mengalami kenaikan berat badan atau ukuran perut Moms tidak bertambah besar.

Namun, penilaian berdasarkan pengukuran berat badan dan perut Moms ini tidak seakurat pemeriksaan USG.

Mengapa terjadi PJT? Sebagian besar kondisi PJT yang terdeteksi pada trimester 2, biasanya terjadi karena janin tidak memperoleh oksigen dan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya.

Disamping itu, PJT juga dapat terjadi karena kelainan genetik pada janin, infeksi kehamilan seperti TORCH, kelainan plasenta, kelainan kromosom, malnutrisi pada si ibu, kehamilan kembar, serta janin terpapar zat berbahaya.

BACA JUGA: Jangan Lagi Bangun Kesiangan Moms, Bisa Berisiko Kematian Dini!

Setelah Moms terdeteksi mengalami PJT, melalui pemeriksaan USG, dokter obgin akan memeriksa apakah ada penyumbatan aliran darah dari plasenta ke janin. 

Jika pertumbuhan janin tidak sesuai grafik, tetapi aliran darah dari plasenta masih cukup memadai, janin masih dapat dipertahankan dalam rahim hingga cukup matang untuk dilahirkan.

Bila Moms positif terkena preeklamsia, dokter akan memberikan obat untuk mengontrol tekanan darah.

Moms pun dianjurkan mengurangi aktivitas agar menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah ke plasenta.

Atau, jika malnutrisi Moms yang diduga menjadi penyebab PJT, dokter akan membantu Moms memperbaiki pola makan dan asupan gizi.

Setelah itu, dokter akan memonitor kondisi janin dengan intens.

Jika tak ada perkembangan atau janin dinilai terancam meninggal dalam kandungan, dokter obgin akan merekomendasikan janin secepatnya dilahirkan melalui operasi sesar.

Bila dilahirkan di bawah 37 minggu, bayi prematur akan disokong peralatan medis dan pemberian nutrisi untuk membantu pematangan organ-organ vitalnya agar bisa bertahan hidup.

Bagaimana Cara Mencegah PJT? Agar kehamilan Moms sehat, yang terbaik adalah melakukan pemeriksaan prakehamilan.

Dari pemeriksaan tersebut akan diketahui, apakah Moms memiliki faktor risiko yang dapat menyebabkan PJT.

BACA JUGA: Basuh Wajah dengan Air Beras, Dapatkan Sederet Manfaat Menakjubkan!

Sebelum hamil, Moms pun dapat mulai mengonsumsi suplemen asam folat, zat besi, dan zink sesuai anjuran dokter obgin untuk menurunkan risiko kelainan kromosom pada janin.

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga teratur juga merupakan dasar kehamilan yang sehat.

Melalui pemeriksaan prakehamilan, jika dokter mendeteksi penyakit bawaan pada Moms, bisa segera ditangani agar tidak membahayakan kehamilan.

Demikian pula Moms sebaiknya melakukan vaksinasi yang dianjurkan sebelum merencanakan kehamilan, misalnya vaksinasi MMR untuk mencegah infeksi TORCH.

Bila Moms memiliki masalah adiksi pada rokok, alkohol ataupun narkoba, segera berkonsultasi dengan dokter untuk membantu menghentikan kebiasaan buruk tersebut. 

Selain itu, bila setelah hamil, Moms kerap bepergian, selalu bawa buku pemeriksaan kehamilan ke mana pun Moms pergi.

Dengan demikian, jika Moms kontrol ke dokter obgin yang berbeda, dokter tersebut akan tetap dapat mengetahui perkembangan janin terakhir melalui catata pemeriksaan terdahulu.

BACA JUGA: Putrinya Curi Perhatian, Begini Potret Keluarga Eza Yayang 'Ojak TOP'

Melalui kontrol rutin, bila Moms mengalami PJT akan bisa segera terdeteksi dan langsung ditangani.

Pasalnya, PJT yang tidak terdeteksi berisiko mengakibatkan kematian janin. Selamat menjalani kehamilan sehat, ya, Moms! (*)