Tiba-tiba Merasa Pusing dan Sesak Usai Terima Informasi Soal Virus Corona, Hati-hati Moms! Bisa Jadi Hal Ini yang Terjadi

By Ine Yulita Sari, Rabu, 25 Maret 2020 | 13:30 WIB
Ilustrasi depresi. (Freepik)

Nakita.id - Penambahan jumlah kasus virus corona tak urung menambah keresahan masyarakat.

Pemerintah pun selalu mengimbau tetap tenang dan tidak panik karena bisa berdampak pada imunitas tubuh kita.

Baca Juga: Ingin Cegah Virus Penyakit? Yuk, Cek 5 Produk Pilihan di Tokopedia

Meski demikian rasa cemas yang dialami adalah hal wajar lho Moms.

Selama pandemi virus corona, kecemasan publik menyebar lebih cepat daripada penyakit.

Hal ini karena orang mulai mengalami gejala yang dipublikasikan secara luas terkait dengan virus.

Paparan informasi itu bisa berasal dari media sosial maupun media lainnya.

Baca Juga: Ingin Nyaman Bersantai di Rumah, Simak Tips ala Tokopedia Ini!

Dikutip dari Kompas.com dilansir dari Metro (14/3/2020), kekhawatiran berlebihan mengenai virus corona dapat menyebabkan tubuh menciptakan gejala seperti Covid-19.

Lalu kemudian kita akan berpikir telah terinfeksi virus corona.

Dokter dari The International Psychology Clinic, dr. Martina Paglia mengatakan sangat mungkin banyak orang bergejala mirip virus corona hanya karena kecemasan.

Baca Juga: Bak Disambar Gledeg, Ayu Ting Ting Banjir Kritikan dari Warganet Usai Perlihatkan Momennya Mencuci Tangan, Ada Apa?

Lebih lanjut dia menjelaskan pikiran tidak dapat membedakan antara bahaya nyata dan yang dirasakan.

Lalu ketika merasa terancam dan rentan, adrenalin akan mengalir ke seluruh tubuh.

Hal itu menciptakan peningkatan kecemasan dan sering memicu nyeri dada, sesak napas, dan merasa terlalu panas atau demam.

Dia memperingatkan jika kita merasa cemas dan panik, ingatkan diri bahwa kemungkinan besar gejala tersebut bersifat psikosomatis daripada terserang virus.

Dilansir Psychology Today, penyakit psikosomatis atau psikosomatik adalah suatu penyakit di mana pikiran bawah sadar menghasilkan gejala fisik tanpa adanya penyakit.

Biasanya pasien sudah mendatangi petugas medis, namun tidak menemukan penjelasan medis. Sehingga mereka disarankan untuk terapi.

Baca Juga: 11 Resep Obat Batuk Berdahak Alami Buat Balita Ini Buat Moms Jadi Mikir 2 Kali Buat ke Dokter

Dikutip Patient Info, psikosomatik berarti pikiran (jiwa) dan tubuh (soma).

Gangguan psikosomatik adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh.

Meskipun penyakit psikosomatik tidak menular secara fisik, penyakit ini menular secara emosional.

Bisa secara pribadi maupun kelompok melalui informasi yang dibagikan di media sosial.

Wheaton dalam penelitiannya yang berjudul Psychological Predictors of Anxiety in Response to the H1N1 (Swine Flu) Pandemic, mengungkapkan hubungan antara wabah dan psikosomatik.

Di antara temuannya adalah wabah yang dipublikasikan secara luas dapat menyebabkan penyakit psikogenik massal.

Baca Juga: Sosoknya Erat dengan Julukan Pelakor, Mulan Jameela Dapat Ramalan Aura dari Roy Kiyoshi: 'Kegelapan, Pihak Manapun Akan Menyerang'

Artinya orang sehat bisa salah mengartikan sensasi tubuh yang tidak serius seperti merasa sesak napas atau pusing sebagai bukti bahwa mereka sedang sakit.

Penelitian juga mencatat bahwa kesalahan diagnosis dapat menyebabkan kewaspadaan berlebihan, meningkatkan kecemasan, dan perilaku keselamatan ekstrem.

Dampaknya negatif bagi masyarakat, seperti terlalu banyak menggunakan sumber daya medis (masker, hand sanitizer, dan lainnya), bahkan kehilangan pekerjaan.

Mengatasinya

Beberapa saran yang bisa diterapkan, seperti dilansir Psychology Today antara lain:

1. Pahami bahwa virus corona seperti wabah lainnya, ini akan berlalu.

2. Seimbangkan antara informasi dan inspirasi (seperti berita baik dari corona dan kisah pasien sembuh). Hal itu dapat membantu kita mundur ke belakang dan melihat pandemi ini secara lebih luas.

3. Tetap lakukan disinfeksi dan pola hidup sehat.

4. Media sosial digunakan untuk tetap terhubung tapi tetap berhati-hati dalam mengonsumsi informasi.

Baca Juga: dr Handoko Sebut Jarak 1 Meter Tak Menjamin Terhindar Ganasnya Virus Corona, Ini Fakta Sebenarnya Soal Jarak Aman Menurut WHO

WHO juga memberikan saran serupa, yaitu:

1. Hindari menonton, membaca, atau mendengarkan berita yang membuat Moms cemas atau tertekan.

2. Carilah informasi terkini pada waktu tertentu. Sekali atau dua kali sehari saja.

3. Tetap terhubung dengan jejaring sosial Moms. Jika dibatasi dalam pertemuan, gunakan media sosial.

4. Dalam situasi isolasi, cobalah sebisa mungkin untuk menjaga rutinitas harian pribadi kita.

5. Selama masa-masa stres, perhatikan kebutuhan dan perasaan kita sendiri. Misalnya lakukan hal yang membuat sehat dan rileks namun dapat dinikmati.

6. Berolahragalah secara teratur, jaga rutinitas tidur, dan makan makanan sehat.

Baca Juga: Saking Senangnya Bisa Pulang ke Rumah, Dokter Handoko Bandingkan Isolasi Covid-19 Tak Seenak Tahanan KPK, 'Tahanan KPK Lebih Enak Daripada Ini'

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasakan Gejala Corona? Hati-hati Kemungkinan Itu Hanya Psikosomatik"