Nakita.id - Wabah virus corona di Indonesia semakin hari mengalami pelonjakan yang begitu tajam.
Hal tersebut lah yang mendorong pemerintah membuat himbauan untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah guna memutus rantai penyebaran wabah virus corona.
Pihak sekolah pun akhirnya meniadakan kegiatan belajar mengajar lewat tatap muka.
Semua kegiatan belajar di lakukan secara e-learning di rumah masing-masing siswa.
Baca Juga: Ini Dampak Baik yang Tak Terduga Bila Anak Merasa Bosan
Hal tersebut menyebabkan anak akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja.
Yang menjadi permasalahan, saat ini banyak anak yang sudah dilanda rasa bosan karena terus berada di rumah.
Banyak Moms yang justru ikut mengalami stres pula dengan rasa bosan yang dialami anak.
Menurut dokter Reisa Broto Asmoro, sebenarnya rasa bosan merupakan hal yang wajar dirasakan oleh Si Kecil Moms.
"Tetap ikutin aja, jangan selalu memaksa anak untuk terus happy. Jadi anak itu juga butuh mengenal rasa sedih, butuh kenal rasa marah, dan butuh kenal rasa bosan.
"Jadi anak juga butuh tau bagaimana caranya mereka menghadapi rasa itu semua," tutur Dokter Reisa Broto Asmoro dalam siaran langsung di akun Instagram Nakita.id.
Rasa bosan ternyata penting Moms untuk dirasakan oleh Si Kecil agar dirinya bisa tahu cara mengantisipasinya sendiri.
"Jadi orang tuanya jangan merasa bersalah, atau tambah stres kalau anaknya itu merasa bosan dan sedih.
"Anak itu harus tau rasa bosan supaya dia tau cara up-nya gimana nih gitu, cara dia mengantisipasinya gimana nih gitu," tambah Dokter Reisa.
Menurut Dokter Reisa, tidak semua hal juga orang tua harus mengajarkannya pada anak.
Beri kesempatan Si Kecil belajar sendiri terutama belajar mengelolah perasaannya sendiri.
"Karena dia harus belajar sendiri. Karena enggak semua hal itu harus diajarkan sama orang tuanya. Anak juga harus tau gimana caranya mengelola perasaannya sendiri, ya tapi orang tua juga harus memperhatikan," ungkap Dokter Reisa.
Komunikasi anak dan Moms juga menjadi kunci utama untuk mengatasi rasa bosan ketika berada di rumah.
"Komunikasi sama anak tanya apa yang dia rasakan, jadi setiap abis mengerjakan sesuatu tanya aja," tutup Dokter Reisa.