"Kalau cuma puasa fisik, ya lemas," ujar Tan kepada dikutip dari kompas.com, Kamis (23/4/2020).
Puasa fisik yang dimaksud Tan sendiri yaitu orang yang hanya menahan lapar dan haus.
Pasalnya orang-orang yang menjalankan puasa fisik akan terus memikirkan rentetan makanan yang akan disantap saat berbuka puasa nanti.
Ketika hal itu terjadi maka memicu hormon pemenuh kenikmatan jasmani diproduksi lebih banyak seperti dopamin dan serotonin.
Apabila hormon tersebut diproduksi lebih banyak akan membuat rasa ingin memuaskan tubuh untuk makan dan minum lebih tinggi lagi.
"Kalau cuma sekadar puasa fisik, ya akhirnya cuma nahan-nahan lapar aja. Jadi di kepala yang muter-muter cuma daftar makanan," ujar Tan.
Tanpa disadari melakukan hal demikian hanya akan membuat tubuh lemas akibat pikiran yang terus bekerja.
Bahkan Tan menyebutkan terdapat siklus 'lingkaran sesat' yang membuat tubuh cepat lemah akibat berbuasa.