Prediksi Berakhirnya Virus Corona di Indonesia Disebut Mundur, Ahli Beberkan Biang Keladi Covid-19 di Tanah Air Tak Kunjung Menurun

By Riska Yulyana Damayanti, Minggu, 10 Mei 2020 | 16:45 WIB
Ilustrasi virus corona (Freepik.com)

Nakita.id - Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.

Bahkan disebut jika prediksi meredanya serangan virus corona di Indonesia mundur dari perkiraan awal yakni sekitar bulan Juli.

Singapore University of Technology and Design (SUTD) mencantumkan bahwa prediksi Covid-19 di Indonesia berakhir di 7 Oktober 2020, deviasi 14,9 hari.

Meski begitu, prediksi wabah virus corona ini bisa berubah sewaktu-waktu.

Baca Juga: Bukti Kejamnya Virus Corona, Artis Senior Ini Sampai Harus 'Ngutang' Demi Sambung Hidup karena Tak Lagi Mendapat Panggilan Syuting

Apa penyebab angka kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah?

Hal tersebut dijawab oleh ahli epidemiologi UI, Pandu Riono dalam acara iNews Sore (9/5/2020).

Pandu menjelaskan bahwa menurutnya salah satu penyebab kasus virus corona di Indonesia masih meningkat yakni lantaran masih banyak masyarakat yang tak patuh akan imbauan pemerintah.

Baca Juga: Ahli Sebut Ada Indikasi Makanan Bisa Jadi Media Penularan Virus Corona ke Manusia, Begini Penjelasannya

"Karena tingkat kepatuhan masyarakat tidak nambah," ungkapnya.

"Data-data secara nasional, menggunakan data dari google itu bahwa tidak ada peningkatan kepatuhan masyarakat, data DKI juga demikian," tambahnya.

Sehingga menurutnya hal itu membuat kasus Covid-19 di Jakarta yang sempat menurun kembali meningkat.

Baca Juga: Peringatan Ahli Soal Gelombang Kedua Virus Corona di Indonesia hingga Bongkar Rahasia Strategi untuk Mengatasinya

Lebih lanjut, menurutnya pemberlakukan PSBB saat ini belum berjalan efektif lantaran tidak adanya monitoring dan evaluasi oleh pemerintah.

Hingga ia memohon pada pemerintah untuk memonitor dan melakukan evaluasi agar terus ada perbaikan dalam pemberlakuan PSBB.

"Jadi mohon agar dimonitoring dan dievaluasi, biar ada perbaikan. Kalo dilepas begini saja, maka kita akan melihat bahwa efeknya tidak efektif. Padahal masyarakat sudah menderita, banyak yang kena PHK dan sebagainya," jelas Pandu.

Baca Juga: Warga Dunia Bisa Sedikit Lega, Italia Klaim Temukan Penangkal Virus Corona yang Bisa Selamatkan Banyak Nyawa, Kapan Diproduksi?

Menurut Pandu, sudah saatnya komunitas lebih bisa turut andil dengan adanya berbagai imbauan pemerintah seperti jaga jarak hingga aturan PSBB.

Jika komunitas terlibat, diharapkan bisa mengingatkan satu sama lain sehingga masyarakat bisa lebih patuh terhadap imbaun pemerintah.

"Menurut saya sih terlalu top down sekarang ini. PSBB terlalu top down, padahal masyarakat seharusnya mulai mengambil inisiatif," ujar Pandu.

Baca Juga: 10 Tahun Berumah Tangga dengan Raul Lemos Ternyata Krisdayanti Menyimpan Kesedihan Mendalam, Baru Terbayarkan Saat Corona Datang: 'Saya Bersyukur Terhadap Pemberian Rejeki Dampak Covid-19'

"Maksudnya, bahwa PSBB tidak berbatas wilayah lagi tapi berbasis komunitas, sehingga komunitas akan sadar, mereka yang mengingatkan, mereka yang sadar, mereka yang memulai. Jadi tingkat kepatuhannya meningkat," tegasnya.

Ia takut jika masyarakat terus membandel, pandemi ini tak kunjung usai.

"Ini yang mengkhawatirkan sehingga kita tidak punya kesempatan untuk lebih cepat meredakan pandemi ini," jelas Pandu.

(Artikel ini telah tayang di GridHITS dengan judul "Pantas Kasus Virus Corona di Indonesia Terus Meningkat, Ahli Bongkar Alasannya hingga Beri Saran Ini pada Pemerintah: Ini Mengkhawatirkan")