Dibayar Mahal Untuk Mengandung Anak Orang Lain. Kisah Sewa Rahim Di India.

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 27 Desember 2017 | 20:39 WIB
Dokter Nayla Patel sedang memeriksa salah satu ibu yang menyewakan rahimnya. ()

Dr. Nayna Patel direktur Klinik Akanksha mengatakan sewa rahim di negaranya menjadi populer selain harga murah, paramedisnya dinilai sudah mampu melakukan itu, serta teknologi yang baik.

"Perempuan di sini juga dikenal gaya hidup ketimuran. Mereka tidak suka menenggak minuman beralkohol, merokok, dan memakai narkotika," ujar Patel

Patel mengaku, kliennya tersebar ada di 34 negara. Setiap klien dipatok sekitar US$ 28.000 atau sekitar Rp 322 juta untuk dicarikan ibu pengganti yang cocok dari puluhan wanita yang menawarkan diri.

Uang itu digunakan untuk menyediakan makanan sehat dan akomodasi ibu pengganti selama hamil.

Praktik penyewaan rahim komersil diperkirakan bernilai lebih dari US$ 1 miliar per tahun di India.

Patel sendiri berencana membuka rumah sakit baru seluas 1 hektar, cukup besar untuk dihuni 100 orang ibu pengganti dan 40 klien.

Nantinya Patel juga akan membangun apartemen yang dikhususkan untuk klien yang ingin menjenguk janinnya.

BACA JUGA: Ternyata, Infertilitas Meningkatkan Risiko Kematian Di Usia Muda

Tapi larangan penyewaan rahim secara komersial sudah lama menjadi tuntutan banyak kelompok perempuan, termasuk Komnas Perempuan India.

Ketuanya Lalita Kumara Mangalam mengatakan penyewaan rahim mengeksploitasi kemiskinan dan melanggar martabat perempuan.

“Tidak ada penjelasan dan persetujuan. Satu-satunya alasan mereka menyewakan rahimnya agar bisa keluar dari kemiskinan. Jadi ini satu-satunya pilihan yang mereka punya. jika Anda melihatnya sebagai pilihan.

Dan begitu kata komersial masuk ke dalamnya, maka eksploitasi perempuan miskin dimulai. "