Tak Selalu Berjalan Mulus, Inilah Beberapa Risiko yang Perlu Diwaspadai Jika Anda dan Pasangan Ingin Mencoba Program Bayi Tabung

By Ratnaningtyas Winahyu, Jumat, 16 Oktober 2020 | 13:30 WIB
Mual dan perut kembung menjadi salah dua risiko program bayi tabung (Freepik.com)

Program bayi tabung sendiri merupakan suatu teknologi di bidang reproduksi yang mempertemukan sel sperma suami dan sel telur istri di laboratorium, yang nantinya akan terbentuk embrio atau calon bayi, dan  kemudian akan dimasukkan kembali ke dalam rahim.

Sebagai salah satu usaha untuk memiliki anak, peluang keberhasilan program bayi tabung pun terbilang cukup tinggi.

dr. Merry Amelya PS, SpOG dari Morula IVF Jakarta mengatakan, untuk wanita usia reproduksi peluang keberhasilannya mencapai 50-60%.

Sedangkan, wanita yang berusia di atas 35 tahun, peluang keberhasilannya akan berkurang setengahnya semenjadi maksimal 30%.

Baca Juga: Bukan Cuma Perkara Biaya, Ini 2 Syarat Wajib yang Harus Dipenuhi Sebelum Memulai Program Bayi Tabung Seperti yang Dijalani Asmirandah dan Jonas Rivanno

Walaupun tergolong aman, program bayi tabung rupanya juga memiliki beberapa risiko.

Berikut beberapa risiko program bayi tabung menurut dr. Merry Amelya PS, SpOG:

Kehamilan kembar

Risiko program bayi tabung yang pertama adalah kehamilan kembar.

Hal ini dikatakan sebagai risiko, karena sebagian pasangan tidak menginginkan anak kembar.

“Ada memang beberapa pasien yang kita tanam tujuannya untuk anak kembar, tapi ada juga yang sebenarnya tidak diniatkan untuk anak kembar. Jadi, kadang kala kehamilan kembar pada penanaman satu embrio itu merupakan salah satu risiko yang tidak diinginkan,” ujar dr. Merry saat dihubungi Nakita.id via telepon, Selasa (13/10/2020).

dr. Merry Amelya PS, Sp.Og

Baca Juga: Tertarik Jalani Program Bayi Tabung Seperti Zaskia Sungkar dan Irwansyah? Jangan Lupa Persiapkan 2 Hal Penting Ini Dulu Sebelum Konsultasi ke Dokter