Tak Selalu Berjalan Mulus, Inilah Beberapa Risiko yang Perlu Diwaspadai Jika Anda dan Pasangan Ingin Mencoba Program Bayi Tabung

By Ratnaningtyas Winahyu, Jumat, 16 Oktober 2020 | 13:30 WIB
Mual dan perut kembung menjadi salah dua risiko program bayi tabung (Freepik.com)

Tak Selalu Berjalan Mulus, Inilah Beberapa Risiko yang Perlu Diwaspadai Jika Anda dan Pasangan Ingin Mencoba Program Bayi Tabung

Nakita.id – Sebelum mantap menjalani, alangkah baiknya untuk mengetahui lebih dulu risiko apa yang dihasilkan dari program bayi tabung

Adanya buah hati di tengah keluarga tentu menjadi dambaan banyak pasangan suami-istri.

Sayangnya, harapan tersebut terkadang tidak berjalan sesuai dengan kenyataan.

Ada yang harus menunggu bertahun-tahun, ada pula yang berkali-kali gagal meski sudah menjalani program kehamilan.

Baca Juga: Tak Heran Jika Banyak Artis Ketagihan Jalani Program Bayi Tabung, Ternyata Prosesnya Berlangsung Cepat Banget, Cuma dalam Hitungan Hari!

Jika Anda dan pasangan mengalami masalah yang sama, tak ada salahnya mencoba program bayi tabung.

Belakangan ini, program bayi tabung marak dibicarakan karena berhasil membuat beberapa selebriti memiliki momongan.

Sebut saja, Inul Daratista, Tyas Ariestya, Asmirandah, hingga Zaskia Sungkar.

Meski terbilang ampuh untuk mendapatkan momongan, kira-kira apa ya risiko program bayi tabung ini?

Baca Juga: Pantas Saja Laris Manis Digunakan oleh Pasangan yang Sulit Punya Anak, Ternyata Segini Peluang Keberhasilan Program Bayi Tabung

Program bayi tabung sendiri merupakan suatu teknologi di bidang reproduksi yang mempertemukan sel sperma suami dan sel telur istri di laboratorium, yang nantinya akan terbentuk embrio atau calon bayi, dan  kemudian akan dimasukkan kembali ke dalam rahim.

Sebagai salah satu usaha untuk memiliki anak, peluang keberhasilan program bayi tabung pun terbilang cukup tinggi.

dr. Merry Amelya PS, SpOG dari Morula IVF Jakarta mengatakan, untuk wanita usia reproduksi peluang keberhasilannya mencapai 50-60%.

Sedangkan, wanita yang berusia di atas 35 tahun, peluang keberhasilannya akan berkurang setengahnya semenjadi maksimal 30%.

Baca Juga: Bukan Cuma Perkara Biaya, Ini 2 Syarat Wajib yang Harus Dipenuhi Sebelum Memulai Program Bayi Tabung Seperti yang Dijalani Asmirandah dan Jonas Rivanno

Walaupun tergolong aman, program bayi tabung rupanya juga memiliki beberapa risiko.

Berikut beberapa risiko program bayi tabung menurut dr. Merry Amelya PS, SpOG:

Kehamilan kembar

Risiko program bayi tabung yang pertama adalah kehamilan kembar.

Hal ini dikatakan sebagai risiko, karena sebagian pasangan tidak menginginkan anak kembar.

“Ada memang beberapa pasien yang kita tanam tujuannya untuk anak kembar, tapi ada juga yang sebenarnya tidak diniatkan untuk anak kembar. Jadi, kadang kala kehamilan kembar pada penanaman satu embrio itu merupakan salah satu risiko yang tidak diinginkan,” ujar dr. Merry saat dihubungi Nakita.id via telepon, Selasa (13/10/2020).

dr. Merry Amelya PS, Sp.Og

Baca Juga: Tertarik Jalani Program Bayi Tabung Seperti Zaskia Sungkar dan Irwansyah? Jangan Lupa Persiapkan 2 Hal Penting Ini Dulu Sebelum Konsultasi ke Dokter

Terjadinya kehamilan kembar ini pun bisa dibilang di luar kuasa dokter yang menangani.

Sebab, ketika proses sudah dilakukan, dokter tidak dapat mengendalikan pembelahan embrio hanya menjadi satu atau bahkan lebih.

“(Sebagian pasangan) kaget sih, karena tidak semua pasangan menginginkan kehamilan kembar. Karena kadang kita tanam satu tapi dia membelahnya menjadi dua di dalam, itu di luar kuasa kita,” sambungnya.

Kehamilan di luar kandungan

Selain kehamilan kembar, program bayi tabung juga bisa memicu terjadinya kehamilan di luar kandungan.

Akan tetapi, berbeda dengan kehamilan kembar, kehamilan di luar kandungan justru sudah bisa diprediksi dan diantisipasi oleh dokter.

Baca Juga: Berhati Bak Malaikat, Asmirandah Gratiskan Biaya Program Bayi Tabung untuk Pasangan Suami Istri yang Sulit Punya Momongan

Mual dan nyeri

Risiko ketiga program bayi tabung adalah pihak wanita mengalami perut kembung, mual, nyeri, bahkan sesak. 

dr. Merry menyebut, keluhan tersebut biasanya disebabkan oleh banyaknya telur dan hormon yang dihasilkan selama menjalani program bayi tabung.

“Ketika pihak wanita disuntik hormon, terkadang muncul keluhan kembung karena telurnya kan biasanya banyak atau nyeri di perut bagian bawah.

Kadang di beberapa pasien yang hormonnya berlebihan itu juga bisa mengalami sesak dan bahkan ada yang perlu dirawat,” ucap dr. Merry.

Baca Juga: Perjuangan Terjal Zaskia Sungkar untuk Dapat Dua Garis Biru, Sempat Benci Test Pack karena Tak Kunjung Positif Hamil

Akan tetapi, Anda tenang saja. Menurut dr. Merry, keluhan-keluhan tersebut jarang sekali terjadi apalagi yang sampai harus dirawat.

Pasalnya, jika menjalani program bayi tabung, kondisi pasien akan terus dikontrol secara teratur.

Dengan begitu, tindakan preventif pun bisa langsung segera dilakukan jika memang risiko-risiko tertentu mulai terlihat.

Baca Juga: Frustasi Tak Kunjung Hamil Padahal Sudah 10 Tahun Menikah, Zaskia Sungkar Beberkan Perjuangan Kerasnya Demi Bisa Dapatkan Momongan Sampai Nangis-nangis di Depan Dokter

“Tapi, sedikit sekali yang mengalami keluhan seperti itu, kurang dari 5%. Karena kalau di Morula IVF sendiri, pasien harus kontrol secara teratur. Jadi, ketika kita sudah menangkap ada risiko-risiko terjadi reaksi yang berlebihan karena efek hormon, kita akan segera turunkan dosis.

Tenang saja, komplikasi IVF multiple pregnancy itu lebih banyak yang diinginkannya. Biasanya yang sering muncul ya itu, kembung, mual, agak begah, nyeri perut, sesak,” jelas dr. Merry.

Nah, itu dia risiko yang dihasilkan dari program bayi tabung.

Baca Juga: Perjalanan Zaskia Sungkar dan Irwansyah Jalani Program Bayi Tabung, Mulai dari Terkendala Jadwal di Belanda Sampai Embrionya Gagal Berkembang