Seringkali Rasakan Perubahan Spesifik Pada Diri, Ini Alasannya Kenapa Berat Badan Turun Saat Depresi

By Ine Yulita Sari, Selasa, 17 November 2020 | 10:05 WIB
Kenapa berat badan turun saat depresi? (Freepik.com)

Nakita.id - Penurunan berat badan merupakan kabar yang membahagiakan bagi orang-orang yang sedang melakukan diet yang rutin.

Namun, lain halnya jika penurunan berat badan terjadi secara mendadak dan tanpa direncanakan.

Baca Juga: Berikan Nasihat Itu Wajib Hukumnya, Tapi Jangan Sampai #AyahSIAP Ucapkan 5 Kata-kata Terlarang Ini Saat Lakukan Deep Talk dengan Anak, Bukan Memotivasi Malah Bikin Depresi!

Penurunan berat badan tanpa mengurangi porsi makan ataupun berolahraga dapat dikarenakan oleh berbagai kondisi medis.

Hal ini pun seharusnya memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Salah satu yang biasanya orang alami adalah menurunya berat badan akibat depresi.

Baca Juga: Tanpa Kita Sadari 5 Perilaku Pengguna Media Sosial Ini Memicu Depresi, Cari Tahu Lebih Lanjut!

Depresi sendiri merupakan kondisi mental yang serius namun sering disepelekan. Terkadang bahkan depresi yang parah bisa dianggap hanya sekadar stress atau galau biasa.

Padahal, depresi mengakibatkan banyak efek buruk pada kesehatan fisik, dan salah satunya ditandai oleh berat badan yang menurun drastis. 

 

Depresi sering kali dikaitkan dengan berat badan. Depresi bisa mengakibatkan peningkatan berat badan, namun depresi juga bisa menurunkan berat badan.

Berdasarkan beberapa literatur sebenarnya hal itu tak bisa dipastikan dapat terjadi. Namun beberapa kondisi yang terjadi saat depresi ini mungkin dapat memicu turunnya berat badan.

1. Kesulitan tidur

Pada beberapa kasus, terjadinya depresi juga disertai dengan kesulitan tidur saat malam hari.

Baca Juga: Tak Hanya Sehatkan Tubuh, 3 Jenis Olahraga Ini Efektif untuk Atasi Depresi dan Cemas Lho!

Jika depresi Moms juga seperti itu, mungkin saja dapat menurunkan berat badan dengan depresi.

Suatu penelitian yang dipublikasikan pada American Dietetic Association mengungkapkan bahwa kalori yang akan dibakar saat tak bisa tidur pada saat waktunya tidur, lebih besar (2.5290) dibandingkan dengan kalori yang dibakar selama Anda tidur (2.360).

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Jarang Mendapatkan Sinar Matahari Bisa Jadi Penyebab 5 Penyakit Berbahaya Ini

Kombinasi kalori yang akan dibakar saat kita tidak bisa tidur di malam hari, disertai dengan depresi, tentu mengharuskan pembakaran kalori yang lebih banyak, bukan?

2. Efek samping obat anti-depresi

Beberapa pasien depresi biasanya menangani depresinya dengan menggunakan anti-depresi tertentu.

Beberapa anti-depresi mungkin memiliki efek samping yang menyebabkan meningkatnya berat badan,

Namun, ternyata anti-depresi yang mengandung selective serotonin reuptake inhibitor akan memberi efek samping diare kepada konsumennya.

Kondisi diare inilah yang kemudian memperbesar peluang Anda dalam menurunkan berat badan dengan depresi.

3. Kelainan makan

Baca Juga: Jangan Langsung Paksa! Berikut Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan saat Hendak Membawa Anak ke Psikolog

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Maryland Medical Center, timbulnya depresi seringkali dikaitkan dengan timbulnya kondisi bulimia seseorang.

Baca Juga: Tak Main-main, Inilah Manfaat Kunyit untuk Ibu Menyusui Jika Dikonsumsi Secara Rutin Pasca Melahirkan

Kondisi ini bisa terjadi karena pada beberapa gejala depresi, seseorang akan cenderung kehilangan selera makannya.

Bulimia sendiri adalah kelainan pola makan seseorang yang ditandai dengan pengeluaran secara paksa makanan yang baru saja dimakan.

Bila kondisi depresi diikuti dengan bulimia, tentu berat badan Moms akan menurun drastis.

Namun pada beberapa kasus, jika Moms sudah makan dengan porsi yang banyak, selain karena kondisi-kondisi yang disebutkan di atas, bisa jadi karena adanya penyakit kesehatan lain pada tubuh sedang terjadi. Sebaiknya segera periksakan ke dokter.