Jangan Langsung Berburuk Sangka, Kenali Dulu Lebih Jauh Anosmia yang Disebut Sebagai Gejala Utama Covid-19

By Rachel Anastasia Agustina, Rabu, 2 Desember 2020 | 14:06 WIB
Ilustrasi Covid-19. (Freepik)

Jangan Langsung Berburuk Sangka, Kenali Dulu Lebih Jauh Anosmia yang Disebut Sebagai Gejala Utama Covid-19

Nakita.id - Selalu #IngatPesanIbu untuk menerapkan 3M ketika beraktivitas di luar rumah adalah hal penting di tengah pandemi Covid-19 ini.

Seperti diketahui, di tengah pandemi Covid-19 kita harus rutin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Selain itu, kita juga perlu memerhatikan berbagai gejala yang dianggap sebagai gejala dari Covid-19 agar tidak terlambat.

Namun sering kali banyak orang yang paranoid dan tidak bisa membedakan mana gejala Covid-19 atau pun bukan.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi: Tempat Wisata dan Rumah Makan Berisiko Sebarkan Covid-19

Seperti Anosmia, yang merupakan gejala paling umum yang dialami oleh pasien Covid-19.

Sebelum berspekulasi lebih, Moms harus mengenali terlebih dahulu apa itu Anosmia.

Bukti baru menunjukkan, berdasarkan studi yang dilakukan Office for National Statistics (ONS) dengan menghimpun data pasien Covid-19 sejak 15 Agustus hingga 26 Oktober 2020, anosmia atau hilangnya kemampuan mencium bau dan rasa merupakan gejala yang paling sering muncul. Dalam beberapa kasus, anosmia tidak hanya ditemukan pada pasien dengan gejala, tetapi juga pada pasien yang tanpa gejala.

Baca Juga: Belajar dari Anies Baswedan yang Dinyatakan Positif Covid-19, Ini 4 Makanan Untuk Orang Usia 50 Tahun Ke Atas yang Dapat Cegah Virus Ini

Umumnya, gejala ini muncul tanpa diiringi gejala hidung tersumbat. Seperti diberitakan Kompas.com, 28 September 2020, kondisi anosmia ini juga ditemukan di berbagai negara, yaitu Inggris, Korea Selatan, Cina, Jerman, dan Italia. Apa yang perlu kita pahami soal anosmia? Anosmia dapat terjadi karena indra penciuman seseorang mengalami gangguan.Untuk mencium sesuatu, sel penciuman di bagian atas hidung harus dirangsang oleh suatu zat seperti aroma wangi dari bunga.

Baca Juga: Ingin #FamilyQuality di Luar Rumah Tanpa Khawatir Tertular Covid-19? Begini CaranyaSetelah dirangsang oleh suatu zat, sel saraf ini mengirimkan informasi ke otak untuk diidentifikasi lebih lanjut. Proses mencium bau ini biasanya dapat terganggu oleh flu, alergi, sinus, cidera, konsumsi obat tertentu, polip, maupun kualitas udara yang buruk. Hilangnya kemampuan mencium bau berbeda ketika seseorang mengalami pilek dan alergi. Gejala anosmia pada mereka yang positif Covid-19 dapat tidak kunjung membaik selama satu hingga dua minggu.

Baca Juga: Sebelum Melahirkan Sudah Dinyatakan Positif Corona, Ibu Asal Singapura Ini Justru Lahirkan Bayi yang Punya Antibodi Covid-19, Begini Penjelasan Ahli

Awalnya, keakuratan gejala anosmia pada pasien Covid-19 diragukan karena anosmia juga diderita pada penderita flu dan orang yang sakit kepala. Namun, para peneliti menemukan bahwa pasien Covid-19 mengalami anosmia atau kehilangan kemampuan mencium bau dengan tiba-tiba dan parah. Selain itu, mereka juga tidak mengalami hidung tersumbat maupun berair. Peneliti dari University of East Anglia, Prof Carl Philpott, menyebutkan, tes bau dan rasa dapat digunakan untuk membedakan antara pasien Covid-19 dengan penderita flu biasa.

Baca Juga: Tak Kalah Penting, Ini Cara Menjaga Kesehatan Mental Remaja Selama Pandemi Covid-19Ia mendapatkan kesimpulan tersebut dari penelitian yang dilakukan terhadap 10 pasien Covid-19, 10 penderita pilek, dan 10 orang sehat. Hasilnya, pasien Covid-19 tidak mampu membedakan rasa pahit dan manis.Gejala anosmia ini paling parah diderita oleh pasien Covid-19 dibandingkan dengan 20 orang relawan lainnya.

Menurut Syeda Anum Zahra dari University of London, anosmia pada pasien Covid-19 lebih banyak dialami oleh perempuan dan pasien dengan usia yang lebih muda.

Baca Juga: Berdasarkan Usia Si Kecil, Begini Panduan dari WHO Tentang Penggunaan Masker pada Anak di Masa Pandemi Covid-19

Dalam jurnal berjudul Can Symptoms of Anosmia and Dysgeusia be Diagnostic for Covid-19? , Zahra juga memaparkan bahwa anak muda mengalami anosmia dengan jangka waktu lebih lama. Anosmia ternyata tidak hanya menyebabkan hilangnya kemampuan mencium bau saja, tetapi juga menyebabkan perubahan nafsu makan. Hal ini membuat pasien Covid-19 juga rentan mengalami anoreksia.

Baca Juga: Sempat Jadi Kluster Penularan Terbesar, Ratusan Santri di Sukabumi Kini Berhasil Sembuh dari Covid-19 Berkat Rahasia Sederhana IniBerdasarkan data dari Brazil, Korea Selatan, dan Israel, anosmia pada pasien Covid-19 dapat mulai membaik dalam kurun waktu satu hingga tiga minggu. Mengutip BBC, 18 Mei 2020, beberapa orang di Inggris mulai mengisolasi diri ketika merasakan kemampuan indra penciumannya menghilang. Pemahaman lebih lanjut terhadap gejala anosmia pada pasien Covid-19 oleh masyarakat dapat membantu upaya penyebaran virus corona.

Baca Juga: Jangan Kira Sepele, di Tengah Pandemi Covid-19 Ini Anjuran yang Harus Diterapkan Saat Berkunjung ke Rumah Sakit

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jadi Gejala Covid-19 Paling Umum, Ini yang Perlu Kita Pahami soal Anosmia