Sebut Dunia di Bawah Laut Adalah Dunia Lain, Penyelam Makmur Ajie Rela Harus Ikat Korban SJ-182 ke Tubuhnya dan Sudah Pamit ke Keluarga, 'Kita Pamit'

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Rabu, 13 Januari 2021 | 07:45 WIB

Nakita.id - Duka akan insiden Sriwijaya Air yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) masih menyimpan duka mendalam.

Hingga kini, berbagai tim gabungan masih terus berjibaku menelusuri tempat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 untuk mencari korban yang merupakan penumpang SJ-182 dan puing-puing pesawat.

Hingga kini, beberapa penumpang sudah ditemukan dan sudah berhasil diidentifikasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Hal ini dikonfirmasi secara langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Baca Juga: Black Box Pesawat Sriwijaya Air Ditemukan, Begini Detik-detik Penemuannya dari Dasar Laut Sejak Siang hingga Sore Hari

Baca Juga: Jenazah Suaminya Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182 Pertama yang Teridentifikasi, Istri Pramugara Okky Bisma Pasrah: 'Tunggu Istrimu Ini di Surga'

"Dari diskusi Kepala RS Polri, telah diidentifikasi 59 DNA. Masih kurang 3, namun menurut Sriwijaya akan dikirim hari ini," jelas Budi dalam konferensi pers di Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (12/1/2021), melansir dari Tribunnews.com.

Tentu saja proses identifikasi tak lepas dari jasa mulia TIM SAR dan gabungannya.

Di balik misi mulia tersebut, ada kisah mengharukan dari salah satu tim SAR yang turut diterjunkan dalam evakuasi pesawat SJ-182.

Ia adalah Makmur Ajie Panangian (54).

12 tahun berpengalaman menjadi penyelam yang tergabung dalam relawan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), Ajie mengaku sering mengalami tragedi menyentuh.

SJ-182 bukanlah insiden yang pertama ia tangani.

Melansir dari Tribun Jakarta, sebelumnya ia mulai mengevakuasi kapal feri KM Lestari hingga Lion Air JT-610 di Perairan Tanjung Karawang.

Ajie membagi ceritanya selama menjadi tim evakuasi berbagai insiden, salah satunya saat tenggelamnya KM Lestari Maju pada 2018 silam.

Baca Juga: Viral Curahan Hati Pilu dari Anak Pramugari Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Ungkap Isi Status WhatsApp Terakhir Sang Ibu: 'Ga Nyangka Mi'

Baca Juga: Menikah di Akhir Tahun 2020, Pasangan Pengantin Baru Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Ketika Berniat Gelar Acara Ngunduh Mantu

Saat itu, Ajie ditugaskan untuk mengevakuasi uang negara sejumlah Rp30 miliar dan juga sejumlah korban yang turut tenggelam.

Ia dan tim-nya berhasil mendapati uang miliaran rupiah tersebut di perairan Selayar, Sulawesi Selatan.

"Sebelum kejadian Lion Air, ada kejadian yang feri tenggelam, saya ada di lokasi nemuin duit, ada uang tunai. Jadi saya nge-rescue manusia dengan uang," kata Ajie saat berbincang di posko utama evakuasi Sriwijaya Air SJ-182, Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021), mengutip dari Tribun Jakarta.

Selain uang miliaran rupiah, Ajie juga harus mengevakuasi jenazah dan mengangkat jenazah ke atas kapal SAR.

Bukan hal mudah tentunya bagi Ajie dan rekan-rekannya, Ajie bercerita bagaimana perjuangannya mengangkat korban dari dasar laut ke permukaan air sembari terus berenang.

Di dalam air, saat melihat jenazah, pikiran Ajie hanya berfokus pada cara membawa jenazah ke kapal.

"Namanya rescue itu waktu kapal tenggelam, jadi mengambil jenazah-jenazah yang baru meninggal, bisa narik sampai beberapa orang," kata Ajie.

"Kalau di kedalaman 15-20 meter, saling mengikatkan untuk diangkat ke atas. Itu terakhir di Selayar itu," lanjutnya.

Baca Juga: Hasil Ramalannya Jadi Omongan Orang, Paranormal Kondang Mbak You Sebut Rasakan Hal Ini Usai Firasat Soal Tragedi Pilu Pesawat Sriwijaya Air Menelan Korban Jiwa

Baca Juga: Sisi Lain dari Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Salah Satu Korban Insiden Tersebut adalah Pria yang Baru Jadi Ayah Selama 7 Hari

Karena sudah berkecimpung kurang lebih 12 tahun di dunia penyelaman, Ajie tak berpikir panjang saat ditugaskan oleh POSSI membantu misi evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Ia yang berangkat dari Makassar langsung menyatakan siap dan berpamitan ke keluarga karena setiap misinya tentu membawa doa dari keluarga.

"Saya dari Makassar. Jadi begitu kita mendengar kabar ini, kita sudah siap. Karena memang kita sudah tim, kejadian kemarin-kemarin saya selalu hadir untuk mewakafkan untuk membantu," jelas Ajie.

Ajie langsung terbang ke Jakarta dari Makassar, usai mendapat surat tugas.

Ia dan tim mulai melaksanakan misi mulia pada Senin (11/1/2021) menggunakan biaya pribadi.

Ajie juga mengungkapkan bila ia harus rela meninggalkan anak dan istrinya demi misi mulia yang sudah ia jalankan selama belasan tahun ini.

"Anak dan istri sudah memberi izin untuk support. Jadi kita pamit kepada mereka semua bahwa kita terpanggil untuk ini," kata dia.

Meski siap, kekhawatiran Ajie tetap tak terbendung.

"Rasa khawatir itu wajar terjadi di dalam diri setiap penyelam," kata Ajie.

Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Jadi Penerbangan Terakhirnya, Keponakan Kapten Afwan Ungkap Permintaan Terakhir Sang Pilot Sebelum Terbangkan Pesawat, 'Yang Bisa Cuma Pergi, Ini Dia Minta...'

Baca Juga: Menahan Tangis, Pria Ini Ceritakan Satu Keluarganya Jadi Penumpang Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh, 'Saya Udah Enggak Punya Siapa-siapa Lagi'

Selama menjalankan misi, Ajie hanya berpasrah dan percaya pada sang pencipta.

"Karena kan kita masuk di dunia lain, dunia yang sangat berbeda, dunia yang kita tidak tahu ada apa di bawah sana."

"Jadi kita percayakan kepada Tuhan, kita percaya kita seperti ketuk pintu masuk ke rumah orang," ujar Ajie.