Fantastis, Pengemis di Bali Miliki Penghasilan Rp 9 Juta Perbulan, Setara Gaji Asisten Manjer

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 5 Februari 2018 | 14:58 WIB
Para pengemis melakukan aksi mengemisnya di kawasan wisata Ubud, Bali. TRIBUN BALI/I PUTU DARMENDRA ()

Waktu menunjukkan pukul 01.00 Wita di persimpangan Jalan Imam Bonjol (Denpasar) – Sunset Road (Badung) pada Senin 29 Januari lalu saat sebuah angkutan kota (angkot) pelat kuning memarkir mobilnya dekat sekumpulan tujuh pengemis di situ.

Para pengemis lantas bergegas menghampiri angkot itu. Satu per satu pengemis tersebut naik ke dalam angkot.

Beberapa menit kemudian, mereka pun dibawa sopir angkot menuju arah utara Jalan Imam Bonjol.

Tribun Bali mencoba membuntuti mobil yang mengangkut para pengemis tersebut. Mereka rupanya diturunkan di Jalan Imam Bonjol, tepatnya di depan Gang VII.

Persis 100 meter ke selatan dari arah Terminal Tegal Imam Bonjol.

Para pengemis itu terlihat memasuki gang-gang kecil.

Tinggal Di Rumah Kos

Hasil penelusuran Tribun Bali, para pengemis ini ternyata tinggal indekos di gang-gang kecil Jalan Pulau Biyak, Banjar Tegal Gede, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat.

Saat Tribun Bali mengunjungi rumah kos mereka sehari kemudian, tampak dua anak kecil berpakaian lusuh berjalan menuju warung makanan di sebelah kos tersebut.

Usai membeli makanan ringan, mereka kembali menuju kamar kos masing-masing.

Kos sederhana itu cuma beratapkan asbes.

"Iya di sini warga Munti tinggal. Sudah lama mereka kos di sini. Setiap hari ya tidur di sini," kata tuan rumah kos itu kepada Tribun Bali.

Terdapat banyak kamar di tempat kos itu. Namun, saat ini sudah terisi penuh.

"Hampir semua penghuninya warga Karangasem. Ada yang pedagang buah, ada yang pedagang di Kuta," ucap si tuan rumah.

Sewa satu kamar kos sederhana itu sebesar Rp 350 ribu per bulan.

Di Ubud, menurut seorang tenaga sekuriti di salah-satu restoran sebelah Puri Ubud, para pengemis yang berkeliaran di sana sepertinya tak pernah jera meski bolak-balik diciduk petugas Satpol PP.

"Saat ini mereka pilih tempat di ujung jalan yang ramai. Sebab, kalau di kawasan padat wisatawan, mereka pasti sudah digerebek.

Di sini memang harus tegas terhadap pengemis. Kalau tidak begitu, mereka bisa menjadi-jadi," kata petugas sekuriti yang mengaku kenal baik dengan anggota Satpol PP Gianyar itu.

Banyak di Tempat Lain

Setelah digerebek dan dipulangkan ke daerah asalnya, biasanya para pengemis itu akan datang kembali dengan menyewa mobil angkot dari Karangasem ke Ubud.

Nyoman Sari, seorang perempuan pengemis di Ubud, mengaku bersama rekan-rekannya pulang ke kampung halaman di Munti Gunung dengan menumpang transportasi umum jurusan Ubud-Pasar Gianyar.

Dari Pasar Gianyar, mereka melanjutkan naik angkutan umum yang lain menuju ke Karangasem.

BACA JUGA: Wanita Tercantik di Dunia, Aishwarya Rai Ikut Mendukung Gerakan #MeToo

"Saya numpang bemo. Bayar bemo bisa habis Rp 50 ribu," katanya.

"Mereka biasanya sewa mobil, yang berisi rombongan sesama pengemis. Saya curiga, kayaknya mereka bawa ponsel untuk komunikasi satu sama lain saat beroperasi," kata petugas sekuriti itu. (win/ful/weg)

(Artikel ini sudah pernah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengintip Kehidupan Pengemis di Bali: Hasilkan Rp 9 Juta Per Bulan, Setara Gaji Asisten Manajer)