Pandemi Covid-19 Buat ODHA Sulit Mendapatkan Akses Pengobatan, Ini Upaya Pemerintah Mengentikan HIV/AIDS

By Cecilia Ardisty, Rabu, 23 Juni 2021 | 17:58 WIB
Upaya pemerintah menghentikan HIV/AIDS (freepik)

Nakita.id - Pandemi Covid-19 membuat penyandang HIV/AIDS terkendala mendapatkan akses pemeriksaan dan pengobatan.

Sementara upaya global dan target Indonesia menghentikan HIV/AIDS pada 2030 harus tetap berjalan.

Oleh karena itu, Harian Kompas bersama USAID, UNAIDS, dan JIP berkomitmen mengajak masyarakat dan pemerintah memperkuat respon nasional terhadap HIV/AIDS.

Baca Juga: Tak Malu Kena Hujatan Publik, Aktor Indonesia Era 90-an Ini Tak Malu Akui Idap HIV/AIDS

"Indonesia hari ini bersama dengan banyak negara sedang menghadapi pandemi Covid-19. Tetapi dari sisi yang lain kita juga menghadapi HIV/AIDS.

Kalau kita melihat angkanya pada tahun 2010-2020 kelihatan perbedaannya. Bahkan pada 2020 diperkirakan 543 ribu lebih orang dengan HIV/AIDS," kata Tri Agung Kristanto, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, dalam webinar pada Rabu (23/6/2021).

Dibanding dengan pada 2019, apakah penurunan HIV/AIDS karena menurun atau karena jumlah pemeriksaan yang tidak banyak seperti pada saat Covid-19

Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Plt Dirjen P2P, Kementerian Kesehatan, menjelaskan pencapaian Indonesia di Triple-90.

Triple-90 merupakan visi global "Ending AIDS 2030" yaitu 90% orang menyadari status HIV mereka melalui pemeriksaan dini, 90% orang yang menyadari status HIV mulai terapi pengobatan (ARV), dan 90% ODHA dalam pengobatan.

"Bagaimana pencapaian Indonesia di Triple-90? Untuk yang pertama ODHA mengetahui status target 2030 yaitu 90% kita di Indonesia baru 75%.

Baca Juga: Apakah Bayi Boleh Menerima ASI dari Ibu yang Positif Covid-19 atau HIV? Begini Penjelasan dari Ahli

Kemudian ODHA dia mendapatkan ARV target 90% kita masih 27%, tentu ini gambarannya masih jauh, apalagi dengan ODHA yang viral tersupresi baru 6%," ucap Dr. dr. Maxi.

Dr. dr. Maxi mengucapkan upaya percepatan stop HIV pertama adalah suluh.

1. Perubahan cara pandang HIV/AIDS pada masyarakat umum untuk menurunkan stigma dan diskriminasi bahwa HIV/AIDS bisa diobati seperti penyakit lainnya.

2. Pencegahan penularan yaitu seks tidak berisiko.

3. Peningkatan peran kader/kesehatan.

4. Kampanye promosi ARV

5. Skrining/penemuan dini SPM (Standar Pelayanan Minimal) yaitu pengobatan dini

6. HIV adalah infeksi kronik yang bisa dikendalikan

Selain melakukan suluh, pemerintah melakukan Temukan, Obati, dan Pertahankan untuk menghentikan HIV/AIDS ini.

"Skrining diharapkan bukan cuma pada klinik atau layanan VCT tetapi juga ibu hamil ada skrining, pasien gigi, itu harus ada di semua kelompok risiko," ucap Dr. dr. Maxi.

Baca Juga: Terbukti Virus HIV Tidak Hanya Menyerang Orang Dewasa, Si Kecil Juga Bisa Tertular, Hati-hati Moms!

Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan sudah mendukung hanya 9.951 yang melaporkan kasus HIV.

"Sedangkan fasyankes yang memberikan pengobatan ARV masih terbatas, kita lihat masih 1.729 yang terdiri dari PDP Mandiri itu puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.

Layanan PDP Satelit yaitu 258 terdiri dari puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.

Jadi ini yang sudah kita petakan, tahun ini dan tahun depan akan kita tingkatkan terutama layanan PDP Mandiri tentu dengan melihat kapasitas sarana maupun SDM-nya," kata Dr. dr. Maxi.

Layanan HIV/AIDS selama pandemi Covid-19

"Dampak Covid-19 terhadap layanan HIV, Kemenkes mengeluarkan protokol pemberian layanan HIV/AIDS selama pandemi Covid-19 sejalan dengan pedoman WHO," ucap Dr. dr. Maxi.

Protokol tersebut menguraikan kegiatan prioritas yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan praktik tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi, menjamin kelangsungan ART bagi ODHIV dengan pemberian ARV selama dua sampai tiga bulan.

Selanjutnya, menawarkan pengiriman ARV ke rumah untuk mengurangi kunjungan fasilitas kesehatan, dan meningkatkan kerja sama dengan masyarakat dan organisasi masyarakat sipil untuk memastikan retensi ODHIV dalam perawatan HIV.

Baca Juga: Bisa Tingkatkan Risiko Remaja Terjangkit Penyakit Menular Seksual, Jangan Terlambat Edukasi Anak Soal Kesehatan Reproduksi

"Jadi apakah Indonesia mampu menghentikan AIDS 2030? Kita harus jawab ya. Kita harus optimis tentu dengan punya komitmen yang kuat.

Tentu bagian pemerintah yang tadi bagaimana akses ARV, bagaimana akses viral tersupresi itu tanggung jawab pemerintah. 

Tapi butuh kerja sama dari berbagai pihak sangat penting," tutup Dr. dr. Maxi.