Auto Buat Warga Indonesia Nyesel, Doyan Kol Goreng yang Selama Ini Jadi Primadona Ternyata Bahayakan Tubuh karena Hal Ini

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 5 Juli 2021 | 07:45 WIB
Kol goreng bisa picu bahaya bagi kesehatan tubuh (pixabay)

Nakita.id - Masyarakat Indonesia memang tergolong kreatif dalam mengolah bahan makanan.

Berbagai makanan yang dianggap membosankan bisa diolah sehingga menambah nafsu makan.

Salah satunya adalah mengolah sayuran dengan cara digoreng.

Jika biasanya sayur hanya bisa direbus atau dikukus, bagi orang Indonesia, sayur juga bisa digoreng.

Sayuran yang digoreng biasanya kol goreng, terong goreng dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Dibalik Rasanya yang Nikmat, Siapa Sangka Kol Goreng Ternyata Bisa Sebabkan 3 Penyakit Mematikan Ini, Salah Satunya Kanker!

Semua varian sayur goreng di atas kerapkali ditemukan di berbagai rumah makan.

Lantas bagaimana dengan kandungan gizi yang terkandung dalam sayuran yang digoreng tersebut?

Sebenarnya, tujuan memakan sayuran mentah adalah untuk mendapatkan kandungan gizi darinya semaksimal mungkin karena meminimalkan proses pemasakan.

Sementara itu, menggoreng adalah salah satu proses masak yang sangat mungkin merusak tekstur makanan, terlebih sayuran.

Belum lagi, kandungan lemak dari minyak yang melekat pada sayuran setelah digoreng.

Namun dilansir dari Kompas.com, pemerhati kesehatan asal Amerika Serikat, Mark Bittman memperkenalkan cara memasak sayuran dengan digoreng. 

Bittman menciptakan resep menggoreng sayuran bukan tanpa alasan.

Menurutnya, lemak boleh saja dimakan selama itu berkualitas tinggi dan lemak perlu dimakan bersama dengan tanaman.

Baca Juga: Perhatian Bagi yang Suka Makan Kol Goreng! Ini 3 Bahaya yang Mengintai Jika Kita Makan Kol Goreng Sebagai Lalapan

"Lemak perlu dimakan dengan moderasi, dan makan sayuran digoreng sebenarnya hanya cukup sekali dalam sebulan," ujarnya.

Sementara itu, Keri Glassman, presiden A Nutritious Life dan konsultan penurun berat badan dari Women's Health sepakat untuk tetap memasukan lemak jenuh di dalam diet.

Menurutnya, beberapa jenis lemak jenuh juga memiliki peranan sehat, seperti membantu membakar cadangan lemak dan menurunkan kolesterol 'jahat'.

"Kita tidak harus hanya makan lemak tak jenuh saja," katanya.

Glassman tidak menentang pemrosesan sayuran dengan minyak, namun cara menggoreng menurut dia bukanlah cara yang tepat.

Menurut dia, meskipun menggunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun, setelah dipanaskan, minyak akan berubah struktur kimianya, yang membuatnya menjadi tidak sehat.

Terlebih, saat digoreng sayuran akan menyerap lebih banyak minyak, dibandingkan dengan cara masak lainnya.

Menggoreng, kata Glassman, juga bisa merusak vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayuran.

Meski begitu, Glassman tidak melarang untuk makan sayuran yang digoreng, hanya saja cara tersebut bukanlah cara yang tepat untuk mendapatkan lemak sehat.

Dia lebih merekomendasikan untuk mendapat lemak dari buah alpukat atau ikan salmon.

Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Kontroversi Konsumsi Sayur Goreng, Sehat atau Justru Berbahaya?