Cegah Autis Sejak Dini, Seperti Ini Cara Pencegahan dan Penanganannya

By Gazali Solahuddin, Kamis, 22 Februari 2018 | 22:45 WIB
Isaac Gwynne, anak autisme yang tergila-gila dengan lift ()

Nakita.id - Autis menurut Dra. Adriana S. Ginanjar, MS bisa dicegah untuk tidak terjadi pada anak kita.

Psikolog dari Pendidikan Terpadu Anak Autis Mandiga, sekaligus seorang ibu dengan putra autis ini mengatakan Bila gejala-gejala autis sudah nampak, segera bawa Si Kecil ke dokter anak yang mendalami special needs untuk memastikan atau memberikan rujukan pada dokter lainnya.

"Memang lebih baik orang tua 'curiga' di awal. Syukur-syukur kalau ternyata hanya keterlambatan biasa atau sekadar kurang stimulus. Akan tetapi kalau ternyata memang benar ada gangguan, penanganan dini dapat segera dilakukan," tegas Adriana.

BACA JUGA: Apakah Si Kecil Autis? Berikut Cara Mendeteksinya Sedari Usia 12 Bulan

Sederhananya, manfaat yang didapat lebih banyak dibanding mudaratnya dengan membawa anak ke dokter sedini mungkin bila kecurigaan itu memang ada.

Ina, sapaan akrabnya, kemudian menuturkan pengalaman pribadinya, "Jangan tunda-tunda untuk segera memastikan apa yang menjadi penyebab keterlambatan perkembangan anak. Pada kasus anak saya sekian tahun yang lalu, belum banyak informasi tentang autis. Akibatnya, saat anak saya sudah berusia 4 tahun, saya baru sadar bahwa ternyata perkembangannya memang berbeda sekali dengan anak normal sebayanya."

Menurut Ina, bila seorang dokter mengatakan bahwa si kecil baik-baik saja, namun orang tua masih tetap "curiga", tidak ada salahnya mencari second opinion, third opinion dan seterusnya.

"Apalagi sekarang ini sudah banyak dokter yang mendalami autis, sehingga diagnosanya lebih akurat dibanding zaman anak saya dulu," tuturnya.

BACA JUGA: Obati Asam Urat Dengan 3 Bahan Alami Berikut Ini! Simple dan Mudah

Setelah dipastikan bahwa si bayi mengalami gangguan autis, ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan.

Berikut gambarannya secara ringkas:

1. Penanganan biomedis

Secara umum terapi yang diperkenalkan oleh Paul Shattock, Phd., dari Sunderland University, Inggris ini adalah mengatur pola makan anak.

Seperti diketahui anak autis tidak dapat mencerna casein (protein susu) dan gluten (protein gandum) dengan sempurna.

Dengan pengaturan pola makan ini, diharapkan metabolisme tubuhnya dapat diperbaiki.

BACA JUGA: Moms, Sebaiknya Jangan Basahi Sikat Gigi dengan Air Sebelum Digunakan

2. Medikamentosa

Di tahun-tahun awal ditemukannya gangguan ini, pengobatan dengan medikamentosa menjadi satu-satunya alternatif pengobatan bagi anak autis.

Terapi menggunakan obat ini ditujukan untuk mengurangi hiperaktivitas dan gangguan tidurnya sekaligus pemberian stimulasi dini.

Namun seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, banyak orang tua yang mulai "takut" pada efek samping yang ditimbulkan dari beragam obat ini.