Bulu Kucing Jadi Penyebab Sulit Hamil? Mitos atau Fakta, Ya?

By Amallia Putri, Senin, 13 September 2021 | 14:30 WIB
Memelihara kucing di rumah disebut-sebut menjadi penyebab sulit hamil, ini penjelasannya (Pexels.com)

Nakita.id - Kucing sering kali membuat kita gemas akan tingkahnya.

Tak heran jika banyak orang memelihara kucing di rumah sebagai salah satu rutinitas dan hiburan.

Bahkan, beberapa orang merasa memelihara kucing di rumah untuk mengurangi stres dari kesibukan.

Ya, dari beberapa penelitian, memelihara kucing bisa mengurangi tingkat kecemasan seseorang.

Dilansir dari Healthline, orang yang memelihara kucing memiliki kondisi psikologis yang lebih sehat daripada yang tidak.

Memelihara kucing mampu membuat mereka merasa lebih ceria dan percaya diri.

Namun, banyak juga yang mengatakan apabila seseorang sedang merencanakan kehamilan, tidak seharusnya memelihara kucing.

Sebab, dari kabar yang beredar, memelihara kucing di rumah bisa jadi penyebab sulit hamil.

Baca Juga: Kerap Diduga Jadi Rumput Liar, Ternyata Minum Air Seduhan Daun Kumis Kucing Beri Segudang Manfaat Tak Terduga Untuk Kesehatan Ini

Katanya, bulu kucing yang sering rontok akan membuat pasangan suami istri susah memiliki momongan.

Atau dengan kata lain, bulu kucing adalah salah satu penyebab ketidaksuburan pada wanita.

Apakah ini hanya mitos belaka, atau justru fakta?

Ternyata, kabar bulu kucing bisa menyebabkan ketidaksuburan pada wanita adalah mitos belaka.

Dilansir dari Kompas.com, bulu kucing bukan penyebab dari infertilitas.

Penyebab infertilitas tetap berada pada kondisi baik suami atau istri.

Penyebab pasti ketidaksuburan pada wanita biasanya karena gangguan produksi sel telur yang ada di rahim.

Sedangkan, ketidaksuburan pada laki-laki, salah satunya karena gangguan produksi sel sperma.

Ada kesalahpahaman di tengah masyarakat mengenai penyebab ketidaksuburan karena bulu kucing.

Padahal, yang menyebabkan ketidaksuburan yang dialami wanita adalah karena parasit toksoplasma.

Toksoplasma gondii adalah jenis parasit yang perlu diwaspadai oleh pasangan yang memelihara kucing.

Sebenarnya, toksoplasma gondii tak berasal dari kucing.

Namun, bisa saja kucing mendapatkan dan tertular parasit ini apabila terpapar dari kotoran kucing lain atau hewan mati di jalan yang terjangkit parasit ini.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dari sinilah seseorang bisa terpapar toksoplasma juga.

Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan, Benarkah Ibu Hamil yang Mengganti Kotak Kotoran Kucing Bisa Sebabkan Janin Cacat?

Parasit toksoplasma gondii baru bisa terdeteksi pada kucing setelah 3 minggu terinfeksi.

Maka dari itu, Moms harus berhati-hati saat memelihara kucing, terutama saat mengganti kotak kotorannya.

Walaupun toksoplasma gondii tidak ada pengaruh terhadap kesuburan wanita, namun bisa saja parasit ini menular ke bayi bahkan ketika wanita belum hamil.

Yang cukup membuat prihatin, tidak ada gejala tertentu seseorang terpapar parasit toksoplasma.

Toksoplasma gondii ini menyebabkan janin berpengaruh disabilitas mental.

Sering kali bayi yang tertular parasit ini mengalami kebutaan dan kerusakan pada otak.

Orang baru bisa terdeteksi terpapar toksoplasma gondii setelah melakukan tes darah dan antibodi.

Lalu, apakah sebaiknya tetap berhenti memelihara kucing apabila berencana untuk hamil?

Moms tidak perlu sampai berhenti memelihara kucing apabila sudah berkeinginan untuk segera memiliki momongan.

Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengurangi risiko untuk terpapar Toksoplasma gondii.

Tentu saja, agar tak berisiko terpapar Toksoplasma gondii, seseorang harus bisa menjaga kebersihan rumah dan diri.

Jika sudah memiliki kucing di rumah, sebaiknya hal-hal berikut ini bisa Moms lakukan:

1. Jauhkan kucing peliharaan dari binatang lain yang baru dikenalnya kucing jalanan. 

Terutama apabila yang Moms pelihara adalah kucing kecil.

Hal ini termasuk apabila Moms mengadopsi binatang peliharaan baru.

Baca Juga: Tolong Jangan Dilakukan karena Bisa Membahayakan, Ini 5 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Kucing

Sebab, kita belum tahu pasti apakah peliharaan tersebut terpapar toksoplasma atau tidak.

2. Jaga kebersihan kotak kotoran kucing sebaik mungkin.

Membersihkan kotak kotoran kucing sebaiknya dilakukan setiap hari.

Sebab, dilansir dari Centers for Disease and Control Prevention, parasit Toksoplasma tidak menular dalam jangka waktu satu hingga lima hari.

Sehingga, hal yang paling tepat dilakukan adalah membersihkan kotak kotoran setiap hari.

Usahakan kotoran kucing selalu ditutup apabila sedang tidak dipakai.

Mintalah pertolongan orang lain untuk mengganti dan membersihkan kotak kotoran kucing.

Apabila tidak ada orang lain yang membantu membersihkan, pastikan Moms menggunakan sarung tangan dan masker selama membersihkannya.

Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah membersihkan kotak kotoran kucing.

Selain itu, hal yang bisa Moms lakukan untuk menghindari paparan Toksoplasma gondii adalah dengan mengonsumsi makanan yang sudah dimasak dan matang.

Sebab, temperatur yang tinggi mampu untuk menghindari bahaya parasit Toksoplasma.

Jangan konsumsi makanan yang belum dimasak.

Untuk mengetahuinya, Moms bisa menggunakan termometer khusus untuk memasak.

Apabila tidak punya, Moms bisa melihat dari warna hidangan yang sedang dimasak.

Khusus daging sapi, gunakan suhu memasak paling tidak 63 derajat Celcius.

Baca Juga: Hari Kucing Sedunia, Inilah Fakta Menarik Hewan Berbulu yang Tak Banyak Orang Tahu

Lalu, diamkan terlebih dahulu tiga menit sebelum dipotong atau dikonsumsi.

Mendiamkan makanan terlebih dahulu selama tiga menit bisa menjaga temperatur di dalam makanan.

Untuk daging unggas, seperti ayam, masak paling tidak pada temperatur 74 derajat Celcius. 

Jangan lupa untuk langsung mencuci peralatan makan setelah digunakan untuk mengolah daging agar terhindari dari Toksoplasma gondii.

Ternyata, bulu kucing yang dikatakan dapat menyebabkan wanita menjadi tidak subur adalah mitos.

Namun, kebersihan kucing perlu dijaga agar tidak menyebarkan parasit Toksoplasma gondii yang berpengaruh pada rencana kehamilan atau kondisi wanita yang sedang hamil.

Dengan menjaga kebersihan kucing, peralatannya, dan konsumsi makanan untuk diri sendiri, Moms tak perlu menyerah dalam memelihara kucing bila berencana hamil.