Kelainan Mata Pada Anak Bisa Dideteksi Sendiri di Rumah, Ini Caranya!

By Fadhila Afifah, Jumat, 2 Maret 2018 | 21:29 WIB
mendeteksi kelainan mata pada anak ()

Nakita.id - Moms, kita tahu, organ-organ tubuh bayi belum berkembang sempurna.

Fungsinya pun belum optimal, termasuk fungsi penglihatan.

Tapi, bukan berarti kita tak bisa mendeteksi kemungkinan ada kelainan pada matanya, lo.

Bahkan tak perlu dibutuhkan keahlian khusus, Moms tetap bisa mendeteksinya sejak dini.

Berikut cara mendeteksi kelainan mata sesuai dengan rentang usianya:

BACA JUGA: Bisakah Melahirkan Normal Tapi Mata Minus? Begini Penjelasan Dokter!

Pada bayi :

- Ada lingkaran hitam besar pada matanya kurang lebih 2/3 dari seluruh total bulatan kelopak mata.

- Saat bayi berusia 6 minggu, perhatikan kedua matanya dengan baik.

Jika salah satu matanya hanya mau melihat ke arah telinga atau tidak mau sentral alias juling kemungkinan Si Kecil mengalami gangguan penglihatan.

Saat lampu kamar dinyalakan, Si Kecil seperti menutup mata kuat-kuat atau memalingkan wajah ke arah berlawanan dari datangnya sinar.

Bisa juga ekspresinya berubah seperti orang marah (cemberut).

Ciri-ciri ini dapat menggambarkan kalau Si Kecil menderita minus silinder.

BACA JUGA: Rahasia Cantik dengan Cengkeh, Kunyit, Jahe, dan Kayu Manis. Buktikan!

Pada balita :

- Agak sulit mendeteksi kemampuan melihat objek, karena umumnya tak menunjukkan tanda-tanda atau gejala apa pun.

Terkecuali bila rabun jauh berat dan membuatnya harus selalu mendekati objek yang akan dilihatnya.

Begitu Si Kecil semakin besar (sekitar 3-4 tahun) dan ruang lingkup aktivitasnya lebih luas, pendeteksiannya lebih memungkinkan.

Misal, bila seorang teman lewat di depannya, tapi dia tidak begitu jelas melihatnya, bisa dicurigai memang mengalami kelainan penglihatan (kemungkinan rabun jauh).

- Tanyakan pada Si Kecil, objek apa yang dilihatnya.

BACA JUGA: Khasiat Luar Biasa Madu untuk Perawatan Kecantikan, Moms Harus Tahu!

Kalau objek yang dimaksud seseorang, tanyakan kira-kira siapa dia? Apakah temannya, kakek, nenek, atau kakak dan sebagainya.

Jangan melakukan "tes" dengan objek yang tidak familiar baginya.

Umpama, Si Kecil belum tahu seperti apa tupai itu, maka ketika ada tupai di atas pohon dia takkan mengenalinya.

- Saat menonton teve, jaraknya sekitar 2-3 meter atau lebih dari layar kaca.

Bila Si Kecil selalu dekat dengan teve bahkan sampai memicingkan mata, bisa dicurigai ia mengalami mata minus.

Meski begitu, jangan buru-buru memvonis.

Coba perhatikan apakah setiap tayangan teve selalu dia saksikan dari jarak dekat?

Kalau ya, mungkin saja ia betul mengalami rabun jauh.

BACA JUGA: Pakai Masker Kunyit di Area Mata 10 Menit, Lihat Hasilnya Mengejutkan!

Bila Si Kecil mendekati layar kaca hanya pada acra tertentu saja, bisa jadi dia hanya tertarik pada acara tersebut dan bukan menderita rabun jauh.

Pada usia prasekolah:

- Saat di sekolah, anak cenderung lebih suka duduk di depan atau maju ke depan kelas hanya untuk bisa melihat dengan jelas tulisan atau gambar.

- Di sekolah, cara memerhatikan objek dilakukan Si Kecil tidak secara sentral.

- Cara membaca dan menulis Si Kecil, jaraknya terlampau dekat dari jarak ideal.

- Di sekolah, Si Kecil tidak relaks dan cepat capek.

BACA JUGA: Minum Campuran Bawang Putih dan Madu Saat Perut Kosong Selama 7 Hari, Lihat Apa yang Terjadi

- Si Kecil cepat lelah saat membaca dan menulis.

Moms, bila menemukan tanda seperti di atas, lebih baik periksakan ke dokter untuk mengetahui Si Kecil mengalami kelainan mata alias mata minus atau tidak.

Lebih cepat membawanya ke dokter, lebih cepat mendapatkan penanganan yang tepat.