Nakita.id - Coba cek lagi kebiasaan makan Si Kecil akhir-akhir ini, Moms.
Apakah ia sedang dalam fase GTM?
Perlu Moms ketahui, fase GTM atau gerakan tutup mulut biasanya terjadi saat anak memasuki fase susah makan.
Anak mulai suka memilih-milih makanan karena mengalami perubahan pada sensitivitasnya terhadap makanan.
Anak menjadi lebih sensitif terhadap rasa, aroma, dan tekstur setiap makanan yang masuk ke mulutnya.
Akibatnya, anak mulai bisa memilih, mana makanan yang baginya enak dan tidak.
Sayangnya, ini justru akan memengaruhi performanya.
Anak yang terlalu picky atau sering memilih-milih makanan hanya mau mengonsumsi makanan kesukaannya.
Banyak Moms dan Dads yang memberikan alternatif junk food agar anak mau makan.
Namun, langkah ini bukanlah hal yang tepat untuk diambil.
Sering kali hal ini bukan menjadi solusi GTM pada anak, justru menjadi masalah baru.
Tentu kita memahami bahwa junk food tidak mengandung nutrisi yang baik untuk anak.
Banyak ahli yang mengkhwatirkan junk food akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Maka dari itu, Moms perlu mengetahui efek junk food terlalu banyak bagi anak-anak.
Lantas, apa saja, sih, efek terlalu banyak makan junk food bagi anak-anak?
Makanan dengan asupan nutrisi yang lengkap dibutuhkan anak untuk tumbuh kembangnya.
Tak hanya itu, nutrisi juga dibutuhkan untuk metabolisme tubuhnya.
Junk food tidak mengandung nutrisi yang baik, terutama untuk anak yang masih dalam fase pertumbuhan.
Namun, sering kali junk food disukai anak-anak karena pengemasannya yang lucu dan rasanya yang lezat.
Tentunya, junk food mengandung banyak lemak jahat dan gula dan rendah akan kebutuhan utama seperti vitamin, zinc, serat, dan lain-lain.
Dilansir dari News Medical, junk food bisa menyebabkan masalah kesehatan pada anak, bahkan penyakit jangka panjang.
Misalnya, obesitas, penyakit kronis di masa mendatang, serta masalah emosional dan kepercayaan diri anak.
Satu porsi junk food, setidaknya mengandung 160 hingga 310 kilokalori lebih banyak dibandingkan satu porsi makanan biasa.
Bahkan, dilansir dari Michigan Medicine, terlalu banyak makan junk food bisa menyebabkan risiko berikut:
1. Osteoporosis di masa tua
2. Masalah pada jantung
3. Gigi berlubang karena asupan gula berlebih
4. Diabetes tipe 2
Junk food juga mengandung berbagai macam bahan aditif seperti pewarna makanan dan lemak trans.
Lemak trans tersebut yang menyebabkan diabetes pada anak.
Tak hanya penyakit jangka panjang, Moms, yang dialami anak jika terlalu banyak makan junk food.
Berikut adalah masalah kesehatan jangka pendek yang dialami anak karena asupan junk food yang berlebihan:
1. Sembelit
Junk food minim akan kandungan serat.
Padahal, anak membutuhkan kandungan serat untuk kelancaran pencernaannya.
Sembelit juga tak hanya disebabkan karena kekurangan asupan serat.
Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, gula, lemak, dan kalori juga menyebabkan sembelit.
2. Performa akademik yang rendah
Junk food mengandung gula berlebih untuk anak.
Hal ini menyebabkan anak menjadi sulit untuk berkonsentrasi.
Gula darah yang fluktuatif juga membuat anak menjadi mudah terkena mood swing.
Anak menjadi sulit dan malas untuk berpartisipasi di dalam kelas.
Akibatnya, aktivitas di dalam kelas menjadi mudah terganggu.
3. Depresi
Tak hanya masalah pada fisik saja, masalah psikologis juga bisa terganggu karena junk food.
Dilansir dari News Medical, anak yang terlalu banyak mengonsumsi junk food bisa menyebabkan depresi.
Akibatnya, depresi bisa memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak.
Misalnya, parameter perkembangannya, performa akademiknya, dan kemampuannya untuk bersosialisasi.
Lalu, bagaimana caranya untuk mengatasi GTM tanpa harus menggunakan junk food?
Salah satu cara yang perlu Moms dan Dads lakukan di rumah adalah dengan menjadi contoh yang baik untuk anak.
Anak selalu meneladani sikap orangtuanya.
Maka dari itu, agar anak mau mengonsumsi makanan yang sehat, bisa dimulai dari Moms dan Dads.
Tunjukkan bahwa Moms dan Dads menyukai makanan yang sehat tersebut.
Dengan begitu, anak bisa mempelajari bahwa makanan sehat juga makanan yang sedap untuk disantap.
Namun, bagaimana dengan anak-anak yang sudah terlanjur makan junk food?
Pertama, Moms dan Dads wajib membuatnya mengenal berbagai macam buah dan sayuran.
Buat jadwal makan buah dan sayuran tertentu.
Kerap mengonsumsi makanan tersebut, nantinya anak akan terbiasa.
Kedua, ajak anak untuk memasak sehingga ia bisa menghargai hidangan yang dibuatnya sendiri.
Moms bisa memasak hidangan yang hampir mirip dengan junk food tersebut, tentunya menggunakan bahan yang alami dan tanpa bahan pengawet.
Hidangan yang dibuat sendiri di rumah akan lebih sehat untuk anak.
Salah satu cara untuk mengatasi GTM adalah dengan menjadi suri tauladan yang baik untuk anak di meja makan.
Memberikan anak junk food untuk mengatasi GTM bukanlah langkah yang tepat sebab hanya akan menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
Uang Donasi Agus Salim Sudah Kembali ke Yayasan, Kuasa Hukum Malah Ungkap Agus Bisa Melihat Sejak Pertama Bertemu
Source | : | News Medical,Michigan Medicine |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR