28 Juta Orang Indonesia Jaman Now Alami Insomnia, Inikah Penyebabnya?

By Nia Lara Sari, Senin, 12 Maret 2018 | 19:41 WIB
insomnia ()

Nakita.id - Penelitian terbaru dalam Journal sleep melaporkan wabah sulit tidur yang mendunia mempengaruhi sekitar 150 juta orang di seluruh wilayah dunia.

Penelitian lain menyebutkan prevalensi insomnia di Indonesia sebanyak 10% dari jumlah populasi atau sekitar 28 juta orang.

Angka tersebut merupakan angka yang cukup tinggi.

BACA JUGA: Bye Insomnia! Tidur Makin Berkualitas dengan Cara Simpel Ini Moms

Gangguan tidur saat malam hari, sudah menjadi hal yang umum terjadi pada masyarakat modern.

Kurang tidur atau buruknya kualitas tidur diketahui memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan kita dalam jangka panjang dan pendek.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa perbandingan kualitas tidur dibandingkan kuantitas tidur memiliki pengaruh yang lebih besar pada kualitas hidup dan fungsi tubuh pada siang hari.

BACA JUGA: Ternyata, Rasa Panas Pada Telapak Kaki Mengindikasikan Penyakit Ini

Parahnya gangguan tidur tidak hanya diderita oleh orangtua tapi juga mempengaruhi orang-orang pada usia produktif terkait dengan gaya hidup masa kini, tekanan hidup, dan faktor lainnya.

Dalam jangka panjang, orang-orang dengan insomnia ditakutkan mengurangi produktivitas dan kualitas hidup mereka.

Aurora Lumbantoruan, seorang psikolog klinis, ditemui dalam acara peringatan World Sleep Day bersama Amlife (12/3), membenarkan pernyataan tersebut.

Aurora mengatakan, "Dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah mencakup lama seseorang untuk fokus terhadap sesuatu ingatan dan kemampuan belajar.

BACA JUGA: Tak Hanya Cantik & Berbakat, Ternyata Imaz 'Kania' Juga Penyayang!

Selanjutnya, itu bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang semacam depresi, kecemasan, bahkan sakit jiwa."

Memahami gaya hidup masyarakat modern, Aurora menyebutkan biasanya ada banyak gaya hidup yang spesifik dan kebiasaan-kebiasaan tidur yang menyebabkan insomnia.

Kebiasaan tersebut antara lain:

1. Membawa pekerjaan ke rumah dan bekerja di malam hari.

2. Tidur siang, di sela-sela aktivitas.

3. Jam tidur yang hilang dan kerja shift dengan jam kerja yang tidak teratur.

4. Aktivitas menggunakan gadget sebelum tidur (informasi yang diserap dari gadget akan membuat otak tetap berfikir dan menghambat tubuh untuk tidur).

Berdasarkan kondisi tersebut, Aurora menyarankan bahwa kita harus menyadari ritme tubuh kita atau yang diketahui sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk meningkatkan kualitas tidur.

Edward Yong, seorang konsultan kesehatan, dalam kesempatan yang sama juga menyebutkan bahwa insomnia membawa dampak serius pada kesehatan fisik.

BACA JUGA: Ingat Kipli 'Kiamat Sudah Dekat'? Kini Ia Jadi Mahasiswa UI yang Berprestasi

Dampak kesehatan fisik tersebut di antaranya meningkatkan nafsu makan yang menyebabkan obesitas dan diabetes, jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan banyak lagi.

Mengingat potensi pada dampak negatif insomnia, Edward menyarankan tiga elemen kualitas tidur yang baik.

Tiga elemen tersebut terdiri dari

1. Durasi, panjang tidur harus cukup bagi seseorang untuk beristirahat dan bangun pada keesokan harinya

2. Kontinuitas, waktu tidur tidak terganggu akibat tiba-tiba terjaga.

3. Kedalaman, tidur harus cukup dalam atau lelap sehingga seseorang merasa segar saat terjaga.