Peringati Hari Gizi Nasional 2022, PT Ajinomoto Indonesia Ajak Masyarakat Cegah Obesitas Lewat Kampanye #BijakGaram

By Ratnaningtyas Winahyu, Kamis, 27 Januari 2022 | 19:55 WIB
Ajinomoto mengajak masyarakat dalam kampanye #BijakGaram (Dok. PT AJINOMOTO INDONESIA)

Menurut WHO (World Health Organization), batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh. Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan garam agar tubuh tetap mendapatkan manfaatnya tanpa menimbulkan berbagai risiko penyakit.

Akibat bila tidak menjaga gizi secara seimbang

“Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat. Salah satu kuncinya adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan,” ungkap dr. Rafael Nanda R, MKK dalam Health Talk & Virtual Tour yang diadakan oleh Ajinomoto Visitor Center (25/1/2022).

Menyadari pentingnya diet garam bagi kesehatan, Ajinomoto memperkenalkan kampanye “Bijak Garam”.

Kampanye ini juga dilaksanakan dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-62, dan mendukung gerakan pemerintah yang terus berusaha mengatasi stunting dan obesitas.

Dengan kampanye “Bijak Garam”, Ajinomoto turut berkontribusi menyebarluaskan edukasi pencegahan obesitas dengan pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat, salah satunya dengan mengontrol asupan garam.

“Saat ini kami memiliki kampanye “Bijak Garam” yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak,” ujar Grant Senjaya, Head of Public Relation Department PT AJINOMOTO INDONESIA.

Baca Juga: Peringati Hari Kesehatan Nasional, PT AJINOMOTO INDONESIA Berikan Edukasi Pentingnya Makanan Lezat dan Sehat dengan Bumbu Umami

Meski begitu, Moms dan Dads tenang saja.

Walaupun asupan garam dikurangi, cita rasa masakan dijamin akan tetap nikmat, lo.

Sebab, penggunaan garam bisa diganti dengan bumbu umami, seperti MSG.

“Salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar.  Kampanye “Bijak Garam” ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang,” jelas Grant Senjaya.