Nakita.id - Disamping suami dan keluarga, ibu hamil butuh support system atau dukungan dari pihak lainnya.
Terutama, orang-orang yang pernah berada di posisinya sekarang saat menjalani fase kehamilan yang tak mudah.
Misalnya, ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas atau grup parenting.
Moms tentu lebih nyaman saat berbagi dengan para Moms lainnya yang berpengalaman dalam pengasuhan anak.
Erika Kamaria Yamin, M.Psi., Psikolog, CHt®️, Psikolog Pendidikan di ideplus.id dan tabytime.id menyebutkan pentingnya dukungan dari komunitas untuk calon ibu.
"Salah satu cara untuk memelihara kesehatan mental kita adalah dengan punya support system," kata Erika dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Jumat (6/3/2022).
Erika menjelaskan, support system tersebut haruslah bersifat positif dan membawa pengaruh baik.
"Tentu saja yang positif dan bisa saling mendukung, misalnya komunitas sesama new moms atau sesama ibu-ibu hamil," katanya.
Yuk, simak apa saja manfaat komunitas untuk menjaga kesehatan mental calon ibu.
"Karena dalam komunikas isinya sama, kita bisa saling melihat dan sharing," kata Erika.
Seperti komunitas ibu-ibu hamil, tentunya Moms bisa mendengarkan cerita-cerita mereka selama kehamilan.
Misalnya, gejala-gejala yang akan dialami oleh ibu hamil di setiap trimesternya.
"Kalau sakit pinggang bagaimana atau kalau terjadi pendarahan apa yang harus dilakukan?" kata Erika.
Pada dasarnya, orang-orang yang pernah mengalami langsung fase-fase ini bisa memahami dengan baik.
"Mungkin anggota dalam komunitas itu bisa relate karena mereka juga berada dalam fase yang sama," kata Erika.
"Sehingga, mereka bisa memberikan support atau dukungan," lanjutnya.
Selain itu, anggota komunitas biasanya terbuka dan mau berbagi informasi, sehingga bisa memudahkan Moms saat mencari informasi.
Erika menjelaskan, semua hal baru yang membuat kita kaget selama kehamilan mungkin bisa jadi hanya sekadar hal biasa yang wajar.
"Ketika share di grup, 'Oh ternyata itu adalah kondisi yang umum dialami ketika kita berada dalam fase ini'," katanya.
Namun, sebelum bergabung dengan suatu komunitas ada baiknya kita periksa dulu seluk-beluknya.
"Saat join ke komunitas, kita perlu pilih-pilih lalu pahami rules (peraturan) dan value (nilai)-nya masing-masing," kata Erika.
Misalnya, saat Moms bergabung dnegan komunitas ibu-ibu ASI, mungkin disana kita dapat informasi bagaimana cara mengASIhi yang baik.
Namun, mereka juga punya nilai atau pandangan tertentu yang harus kita hormati.
"Komunitas ASI biasanya sangat pro dengan ASI, sehingga kalau kita ngomongin soal sufor (susu formula) atau dot itu kan enggak akan sejalan," kata Erika.
"Kita perlu paham komunitas seperti apa yang kita ikuti ini. Jangan sampai value-nya bertentangan dengan value yang mau kita jalani," lanjutnya.
"Sehingga, nantinya kita justru malah merasa stres dan tertekan," tutupnya.