Boleh-boleh Saja Mengajak Anak Berenang Sejak Dini, Asal Lakukan Langkah Perlindungan Ini Agar Terhindar dari Penyakit Menular di Kolam Renang

By Syifa Amalia, Jumat, 3 Juni 2022 | 19:55 WIB
Perlindungan pada anak saat berenang agar terhindari dari penyakit air. (Nakita.id/David Togatorop)

Nakita.id –  Saat hari libur tiba, Moms tentu memiliki rencana untuk menghabiskan waktu bersama Si Kecil untuk pergi tempat bermain.

Salah satu pilihan yang terlintas mungkin mengajaknya berenang.

Berenang terdengar ide yang menarik apalagi bagi anak yang suka bermain dengan air. Apalagi mengajarkan berenang sejak dini dapat memberikan sejumlah manfaat bagi anak.

Namun banyak juga yang masih ragu kapan sebaiknya anak mulai diajarkan berenang?

Pada dasarnya Moms bisa mulai mengenalkan berenang pada bayi namun untuk alasan keselamatan American Academy of Pediatrics merekomendasikan saat anak berusia 1 dan 4 tahun.

Selain menjadi kegiatan bersama yang menyenangkan, berenang juga banyak memiliki manfaat bagi kesehatan anak.

Dengan rutin berenang ini akan meningkatkan kesehatan kardiovaskular, melatih kekuatan hingga membentuk postur tubuh yang bagus.

Kendati demikian, saat mengajarkan anak berenang Moms perlu menerapkan perhatian khusus dan tidak boleh lengah sedikit pun.

Selain memperhatikan prosedur keselamatan dan keamanan, perlu tahu juga cara melindungi anak dari risiko kesehatan saat berenang seperti yang dilansir dari Very Well Family.

Baca Juga: Manfaat Berenang untuk Bayi, Jika Dilakukan Secara Rutin dan Teratur Ahli Bilang Perkembangan Motorik Hingga Kualitas Tidur Si Kecil Bisa Meningkat

Kolam renang biasanya mengandung klorin yang mungkin sensitif untuk kulit anak atau bakteri lain yang ada di dalam air.

Penyakit air bisa menyebar ketika anak bersentuhan dengan air yang terkontaminasi di kolam renang, danau, kolam air panas, taman air dan pantai.

Mereka dapat menyebabkan berbagai penyakit saluran pencernaan, saluran pernapasan, sistem saraf pusat, kulit, telinga, atau mata.

Untuk menjaga agar risiko anak tertular penyakit rekreasi air tetap rendah, orang tua dan pengasuh harus mengikuti panduan berikut:

1. Gunakan popok renang

Anak kecil yang tidak terlatih menggunakan toilet mungkin kesulitan untuk menahan diri untuk buang air. Untuk itu popok renang adalah pertahanan terbaik. Segera ganti dan jauhkan dari air jika kotor.

2. Hindari menyebarkan kuman

Jangan biarkan anak yang sedang diare untuk berenang. Bahkan dengan popok renang, ini bisa saja bocor.

Lebih baik tunggu sampai benar-benar sembuh setidaknya dua minggu setelah diare untuk mencegah penyebaran penyakit. Hindari juga berenang dengan luka terbuka.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Diajak Berenang di Laut? Ini Syarat Aman Mengajak Si Kecil Renang di Tempat Umum

  

3. Hindari menelan air kolam

Anak belum mengerti bagaimana menaha napas di bawah air, karena itu lebih rentan menelan yang mana merupakan cara utama penyebaran penyakit air rekreasional. Berikan pemahaman bahwa air yang ada di kolam adalah air yang menjijikan dan tidak sehat untuk diminum.

Masalah keselamatan berenang lain yang dapat menyebabkan kondisi tidak nyaman seperti kelelahan karena panas, sengatan panas, dan dehidrasi.

4. Tanda kelelahan panas

Gejala kelelahan karena panas meliputi peningkatan rasa haus, kelemahan, pingsan, pusing, mual, sakit kepala, berkeringat, hingga kenaikan suhu tubuh.

Jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan karena panas, jauhi sinar matahari. Segera bawa mereka ke ruang ber-AC, lepaskan pakaian berlebih, oleskan handuk dingin ke tubuh, dan hidrasi.

5. Dehidrasi

Berenang di tengah terik juga dapat memicu dehidrasi. Oleh karena itu siapkan botol air yang cukup dan ingatkan mereka untuk menghidrasi setiap 20 menit atau lebih. Banyak minum air membantu menjaga sistem pendingin alami tubuh bekerja.

Untuk itu disarankan untuk jangan berenang di siang hari, terutama dari pukul 10 pagi hingga 4 sore.

Baca Juga: Berenang Memang Olahraga yang Membuat Tinggi Anak Bertambah, Tapi Jangan Terlalu Sering Kalau Tak Mau Si Kecil Alami Sederet Bahaya Ini