Ada 6 Jenis Vaksin Booster Covid-19 di Indonesia! Begini Ketentuan Dosis Pemberiannya dan Efek Samping yang Bisa Terjadi Setelah Vaksin

By Kintan Nabila, Senin, 6 Juni 2022 | 15:59 WIB
Vaksin booster Covid-19 terbaik (Nakita.id/Naura)

Nakita.id - Program vaksinasi booster atau vaksinasi Covid-19 tahap ke-3 masih gencar dilakukan.

Bagi mereka yang telah menerima vaksin dosis primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan, bisa menerima vaksinasi booster.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberi izin penggunaan 6 jenis vaksin sebagai booster di Indonesia.

Diantaranya, ada vaksin CoronaVac atau Sinovac, Comirnaty oleh Pfizer, AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac), Moderna, Zifivax, dan Sinopharm.

Berbagai jenis vaksin booster Covid-19 ini dapat digunakan sebagai booster homolog dan heterolog.

Homolog artinya vaksin booster yang sama dengan vaksin primer (dosis satu dan dua).

Sedangkan, heterolog merupakan vaksin booster berbeda dengan jenis vaksin primer.

Nah Moms, lantas bagaimana dengan efektivitas semua vaksin tersebut? Mana yang merupakan vaksin terbaik untuk booster?

Yuk, simak ketentuan pemberian 6 vaksin booster tersebut dan efek sampingnya.

Baca Juga: Ketahui Vaksin Influenza Bayi yang Bisa Diberikan Sejak Si Kecil Berumur 6 Bulan, Ini Manfaatnya Moms

Moms, berikut ketentuan pemberian vaksin booster Covid-19:

1. Sinovac

Vaksin Sinovac dosis penuh sebagai booster homolog atau untuk vaksin primer sejenis.

2. Pfizer

Vaksin Pfizer dosis penuh sebagai booster homolog atau vaksin primer sejenis.

Vaksin Pfizer dosis setengah untuk vaksin primer Sinovac.

Vaksin Pfizer dosis setengah untuk vaksin primer AstraZeneca.

3. AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca dosis penuh sebagai booster homolog atau vaksin primer sejenis.

Baca Juga: Anak Sedang Batuk Apakah Boleh Vaksin Covid? Berikut Penjelasan Lengkap Serta Sampai Kapan Penundaan Vaksinasi Harus Dilakukan

Vaksin AstraZeneca dosis setengah untuk vaksin primer Sinovac.

Vaksin AstraZeneca dosis penuh untuk vaksin primer Pfizer.

4. Vaksin Moderna

Vaksin Moderna dosis setengah sebagai booster homolog atau vaksin primer sejenis.

Vaksin Moderna sebagai booster heterolog dosis setengah untuk vaksin primer AstraZeneca.

Vaksin Moderna sebagai booster heterolog dosis setengah untuk vaksin primer Pfizer.

Vaksin Moderna sebagai booster heterolog dosis setengah untuk vaksin Janssen.

5. Vaksin Zifivax

Vaksin Zifivax dosis penuh sebagai booster heterolog untuk vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.

Baca Juga: Bagaimana Aturan Vaksin Booster Untuk yang Pernah Terinfeksi Covid-19? Ini Penjelasannya

6. Vaksin Sinopharm

Vaksin Sinopharm dosis penuh sebagai booster homolog atau vaksin primer sejenis.

Dari ke-6 jenis vaksin booster tersebut, Moms bisa mempertimbangkan mau memilih vaksin yang mana setelah mengetahui efek sampingnya, diantaranya seperti:

- Sinovac: Nyeri di lokasi suntikan dengan tingkat keparahan grade satu atau dua.

- Pfizer: Nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.

- AstraZeneca: Nyeri di lokasi suntikan, kemerahan, gatal, pembengkakan, kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.

- Moderna: Lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.

- Zifivax: Nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual, dan diare dengan tingkat keparahan grade satu dan dua.

- Sinopharm: Nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, kemerahan, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot, dengan tingkat keparahan grade satu atau dua.

Baca Juga: Efektivitas Vaksin Pfizer, AstraZeneca, Moderna! Mana yang Merupakan Vaksin Terbaik untuk Booster

Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "Ini Daftar Vaksin Booster Sesuai Vaksin Primer yang Dipakai di Indonesia"