Bukan Hanya Karena Gawai, Ternyata Ini Penyebab Lemahnya Tradisi Menulis Anak Indonesia

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Selasa, 8 Mei 2018 | 17:00 WIB
Mengapa tingkat menulis di Indonesia rendah dibahas dengan gamblang dalam gelar wicara (Erinintyani Shabrina)

Padahal, membaca dan menulis tentunya akan lebih sempurna jika dapat berjalan beriringan dalam memajukan kompetensi anak.

"Itu dari tingkat internasional ya, bahkan dalam level nasional berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2016 menyebutkan sebanyak 73% anak Indonesia masih dikategorikan kurang dalam hal kompetensi," ungkap Nurman Siagian selaku Pakar Edukasi Anak dalam gelar wicara "Membangun Generasi Cerdas Indonesia Mealui Kebiasaan Menulis" di bilangan Jakarta Pusat, Selasa (8/5).

Ia menambahkan, lemahnya tradisi menulis juga tak lepas dari pesatnya perkembangan gawai yang menyebabkan anak enggan menulis tangan.

BACA JUGA: Wow, Pegawai Maskapai Penerbangan Bocorkan Trik Jitu Dapat Tiket Murah

Padahal, menulis tangan memiliki banyak manfaat dalam mengasah keterampilan lainnya seperti berpikir kritis, daya ingat dan motorik.

Tak hanya itu, hal itu juga disebabkan kesulitan anak untuk memahami apa yang sudah dipelajari serta bagaimana mengekspresikan ide atau berargumen.