Bukan Hanya Karena Gawai, Ternyata Ini Penyebab Lemahnya Tradisi Menulis Anak Indonesia

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Selasa, 8 Mei 2018 | 17:00 WIB
Mengapa tingkat menulis di Indonesia rendah dibahas dengan gamblang dalam gelar wicara (Erinintyani Shabrina)

Hal ini yang turut mendorong adanya gerakan nasional "Ayo Menulis Bersama SiDU!" dengan tujuan meningkatkan kebiasaan anak menulis sejak usia dini.

Gerakan ini melibatkan 20.000 murid dari 100 sekolah dasar di Jabodetabek yang pada tahap pertama akan berlangsuung hingga Mei 2018.

BACA JUGA: Jelang Puasa, Si Pra Sekolah Sudah Saatnya Dicoba Berpuasa

"Membiasakan menulis bermanfaat terhadap 3 aspek yaitu meningkatkan kecerdasan, daya ingat dan kreativitas anak," ujar Martin Jimi selaku Consumer Domestic Bussiness Head Sinar Dunia (SiDu).

Untuk membangkitkan kemauan anak menulis, disusun modul buku latihan menulis yang berlangsung selama 21 hari.

"Mengapa 21 hari, itu sudah ada penelitiannya bahwa kebiasaan baru dapat dibentuk jika dilakukan secara rutin selama 21 hari. Itu sudah waktu yang ideal," tutup Martin.