Protein Ibu Hamil: Manfaat dan Bahayanya Bila Kelebihan Protein

By David Togatorop, Selasa, 30 Agustus 2022 | 07:40 WIB
Asupan protein ibu hanil harus pas, jangan sampai kelebihan. (Tabloid Nakita)

Nakita.id - Ibu hamil membutuhkan gizi yang baik dan cukup, salah satunya didapat dari makanan yang mengandung protein.

Karena itu, ibu hamil perlu tahu manfaat protein bagi ibu hamil dan bahayanya bila kelebihan protein.

Manfaat protein bagi ibu hamil

Mengapa protein begitu penting bagi ibu hamil?

Sebab saat hamil volume darah meningkat 20-50 persen.

Dengan demikian, kebutuhan protein pun akan meningkat. 

Seperti kita ketahui, di dalam hemoglobin darah terkandung protein dan albumin, yaitu protein dalam darah.

Sedangkan bagi janin, pembentukan sel-sel otot berasal dari  protein.

Nah, jika asupan protein tak cukup,  pertumbuhan janin akan terhambat.

Plasenta pun sangat membutuhkan asupan protein.

Sedangkan cairan amniotik yang menyelimuti janin atau yang lebih dikenal dengan sebutan ketuban, ternyata mengandung komponen senyawa yang mengandung nitrogen protein.

Bisa dibayangkan jika ibu kurang mendapat asupan protein sewaktu hamil.

Baca Juga: Disangka Baik, Terlalu Banyak Mengonsumsi Protein Justru Berbahaya Bagi Kesehatan Ginjal, Tetap Awasi Jumlah Asupan Harian

Ketuban yang melindungi bayi pun menjadi kurang baik dan otomatis akan mempengaruhi janin.

Sedangkan  bagi si ibu, selain untuk stamina, protein juga berguna untuk pertumbuhan jaringan-jaringan baru di sekitar payudara yang nanti berguna saat ibu menyusui.

Sumber makanan protein bisa diperolah dari makanan hewani maupun nabati.

Seperti, kelompok padi-padian, kacang-kacangan, daging, telur, susu/keju, serta ikan.

Bahaya kelebihan protein bagi ibu hamil

Jika kelebihan protein, baik dari nabati maupun hewani, yang paling tersiksa adalah ginjal. 

Ia akan bekerja ekstra keras  menyaring makanan yang mengandung protein sebelum disalurkan ke seluruh tubuh.

Nah, jika keadaan ini berlangsung lama, sudah bisa dipastikan ginjal akan rusak.

Secara ekonomis, kelebihan protein juga tidak efisien karena  protein hanya akan digunakan optimal untuk pertumbuhan jaringan kalau sumber tenaga/energi sudah terpenuhi.

Kalau belum, proteinlah yang akan dibakar menjadi energi.

Selain itu,  jika protein berlebih, maka ia akan disimpan dalam bentuk lemak. Kalau terus bertumpuk, terjadilah kegemukan alias obesitas. Kalau sudah begitu, si ibu pun kemungkinan bisa menderita keracunan kehamilan atau eklampsia dan preeklampsia.

Sementara pada bayi, bisa saja terjadi kelahiran prematur atau mengalami pertumbuhan terhambat karena dengan ibunya terjadi hipertensi, tentunya  pengiriman makanan ke janin jadi kurang karena adanya penyempitan pembuluh darah. (Sumber: Tabloid Nakita)

Baca Juga: Rajin Makan Tahu 3 Biji Tiap Hari, Siap-siap Tubuh Terhindar dari Berbagai Penyakit Termasuk Penyakit Jantung