Alami Kontraksi Setelah Berhubungan Intim, Apakah Berbahaya?

By Syifa Amalia, Rabu, 5 Oktober 2022 | 23:00 WIB
Penjelasan mengenai kontraksi setelah berhubungan intim mulai dari penyebab hingga hal yang perlu diwaspadai. (Nakita.id/Naura)

Namun jika perdarahan seperti periode menstruasi hal ini perlu memerlukan bantuan medis karena plasenta bisa terlepas dari rahim.

Selain itu waspadai juga apabila terjadi cairan yang keluar karena dikhawatirkan air ketuban mungkin pecah atau bocor.

Selain itu, dalam What to Expect, sangat jarang kram setelah berhubungan seksual bisa menjadi kontraksi persalinan.

Kapan Kontraksi Setelah Berhubungan Intim Dapat Lebih Sering Terjadi Saat Hamil?

Kram dan kontraksi saat terjadi setelah berhubungan seks kapan saja selama kehamilan.

Tetapi mereka cenderung membuat rahim tidak nyaman ketika trimester kedua dan ketiga.

Kram setelah berhubungan seks di awal kehamilan dapat dikaitkan dengan implantasi, yaitu sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim.

Apabila kram satu sisi yang parah disertai pendarahan dan pusing bisa menjadi indikasi kehamilan ektopik.

Kram dengan pendarahan hebat, sakit punggung, dan tekanan panggul yang terasa seperti bayi menekan ke bawah.

Hal ini berpotensi menjadi tanda keguguran selama paruh pertama kehamilan.

Sementara, selama trimester kedua dan ketiga, kram setelah berhubungan seks bisa terasa lebih tidak nyaman karena rahim membesar dan memberi tekanan pada tulang, otot, dan ligamen di perut.

Kram dengan nyeri perut bagian bawah, gejala yang dikenal sebagai nyeri ligamen bundar, dapat dimulai pada minggu ke-14 dan menjadi lebih parah saat kehamilan berlanjut.

Baca Juga: Mencegah Kelahiran Prematur, Ibu Hamil 7 Bulan Alami Perut Kencang Sampai Sakit Harus Lakukan Hal Ini