Kapan Harus Berhenti Menyusui Saat Hamil, Simak Panduan dan Hal yang Harus Dipertimbangkan

By Kirana Riyantika, Selasa, 25 Juli 2023 | 10:00 WIB
Kapan berhenti menyusui saat hamil (Freepik)

Nakita.id - Menyusui adalah momen indah dan berharga bagi ibu dan bayi.

Namun, saat seorang ibu hamil lagi, pertanyaan yang muncul adalah kapan sebaiknya berhenti menyusui anak yang pertama.

Keputusan ini bukanlah sesuatu yang mudah karena melibatkan kesehatan dan kenyamanan ibu dan anak.

Artikel ini akan membahas pertimbangan-pertimbangan penting yang perlu diperhatikan serta memberikan panduan tentang kapan sebaiknya berhenti menyusui saat hamil.

Pertimbangan Berhenti Menyusui Saat Hamil

1. Pertimbangkan Kesehatan Ibu

Salah satu pertimbangan utama dalam memutuskan kapan harus berhenti menyusui saat hamil adalah kesehatan ibu.

Kehamilan adalah periode di mana tubuh mengalami perubahan hormonal yang signifikan dan kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi.

Beberapa ibu hamil merasa sangat lelah dan kurang bertenaga selama awal kehamilan, dan menyusui dapat menambah beban fisik dan mental yang lebih besar.

Jika ibu mengalami masalah kesehatan yang serius selama kehamilan, seperti anemia berat, masalah jantung, atau tekanan darah tinggi, dokter mungkin akan menyarankan untuk segera berhenti menyusui demi menjaga kesehatan ibu dan bayi yang sedang dikandung.

2. Konsultasikan dengan Dokter atau Profesional Kesehatan

Setiap kehamilan adalah unik, dan kesehatan serta kondisi ibu berbeda-beda.

Karena itu, sangat penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan sebelum mengambil keputusan untuk berhenti menyusui saat hamil.

Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kesehatan ibu dan memberikan nasihat yang sesuai berdasarkan kondisi khususnya.

 Baca Juga: Cara Supaya Bayi Tidak Muntah Setelah Minum ASI, Ini yang Bisa Moms Lakukan Selain Burping

3. Pertimbangkan Usia dan Kesiapan Anak

Usia dan kesiapan anak juga harus dipertimbangkan.

Jika anak yang sedang menyusu sudah berusia lebih dari satu tahun, mungkin akan lebih mudah untuk berhenti menyusui karena anak sudah dapat mengonsumsi makanan padat dan minum dari gelas atau botol.

Namun, jika anak masih bayi yang sangat bergantung pada ASI (Air Susu Ibu) sebagai sumber utama nutrisi, berhenti menyusui bisa lebih menantang.

Dalam kasus seperti ini, ibu dapat mencari bantuan dari dokter atau konsultan laktasi untuk membantu melatih anak dalam mengonsumsi makanan padat dan minuman lain sebagai langkah awal dalam berhenti menyusui.

4. Kualitas dan Kuantitas ASI

Kualitas dan kuantitas ASI juga penting untuk dipertimbangkan.

Pada beberapa kasus, ibu hamil mungkin mengalami penurunan produksi ASI atau perubahan rasa ASI akibat perubahan hormon saat kehamilan.

Jika ASI berkurang secara signifikan dan tidak lagi memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, berhenti menyusui bisa menjadi pilihan terbaik untuk kesehatan bayi.

5. Risiko Pendarahan

Salah satu alasan utama mengapa menyusui saat hamil bisa menjadi risiko adalah kontraksi yang terjadi saat bayi menyusu.

Kontraksi ini dapat memicu pelepasan oksitosin, hormon yang memicu kontraksi rahim, dan pada kasus ekstrem, dapat menyebabkan risiko pendarahan atau keguguran.

Namun, banyak ibu yang melanjutkan menyusui selama kehamilan tanpa masalah.

Hal ini tergantung pada kesehatan ibu, kehamilan yang berjalan normal, serta tingkat kenyamanan dan toleransi ibu terhadap proses menyusui.

 Baca Juga: Penting Diketahui! Tips Mengatasi Stres saat Menyusui: Panduan Praktis untuk Busui

6. Perhatikan Kebutuhan Emosional

Menyusui bukan hanya tentang nutrisi, tetapi juga tentang ikatan emosional antara ibu dan anak.

Penghentian menyusui bisa mempengaruhi anak secara emosional karena merasa kehilangan hubungan khusus yang terjalin dengan ibu.

Sebagai ibu, perlu memberikan dukungan emosional ekstra bagi anak selama proses berhenti menyusui.

Berhenti menyusui saat hamil adalah keputusan yang sangat pribadi dan harus dipertimbangkan dengan matang.

Pertimbangkan kesehatan ibu dan bayi, usia dan kesiapan anak, kualitas dan kuantitas ASI, serta risiko pendarahan.

Selalu berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan kondisi kesehatan khusus Moms.

Jika berhenti menyusui adalah pilihan terbaik, pastikan untuk memberikan dukungan emosional kepada anak selama prosesnya.

Setiap langkah yang diambil harus diambil dengan hati-hati demi kesehatan dan kebahagiaan ibu dan anak.

Ingatlah bahwa setiap ibu adalah unik, dan yang terpenting adalah menjaga kesehatan dan kebahagiaan keluarga Moms dengan penuh cinta dan perhatian.

Sebagian isi artikel ini ditulis menggunakan teknologi kecerdasan buatan.

Baca Juga: Menyusui dengan Payudara Kecil, Benarkah Ada Dampaknya pada Produksi ASI?