Mitos atau Fakta, Ibu Menyusui Dilarang untuk Tidur di Pagi Hari?

By Shannon Leonette, Jumat, 3 November 2023 | 16:24 WIB
Mitos atau fakta, benarkah ibu menyusui dilarang tidur pagi hari? Moms bisa cari tahu fakta sebenarnya di sini. Pastikan jangan sampai terlewat, ya. (Freepik / stockking)

Nakita.id - Mitos atau fakta, ibu menyusui dilarang tidur pagi?

Mungkin Moms pernah mendengar mitos tersebut terkait ibu menyusui dilarang tidur pagi. Terlebih, selama 40 hari setelah melahirkan.

Banyak orang percaya bahwa ibu menyusui yang tidur pagi justru membuat sel-sel darah putih naik ke kepala, sehingga dapat menyebabkan kebutaan.

Namun, Moms harus tahu bahwa mitos tersebut hanyalah mitos belaka.

Bahkan, anggapan tersebut sudah dibantah oleh banyak ahli medis.

Selama 40 hari setelah melahirkan, ahli medis justru menganjurkan para ibu untuk banyak beristirahat.

Maka dari itu, apabila Moms merasa ngantuk di pagi hari, jangan sungkan-sungkan untuk mendapatkan kesempatan tidur yang baik.

Hal ini sangat bermanfaat untuk mengembalikan energi ketika masa menyusui nanti.

Selain itu, ibu menyusui dengan kualitas tidur yang baik juga dapat meningkatkan produksi hormon kortisol sehingga produksi ASI bisa berlangsung lancar.

Moms harus tahu, tubuh ibu menyusui yang kurang beristirahat dapat menghambat produksi hormon kortisol dan membuat produksi ASI terhambat.

Sementara itu, berkaitan dengan sel darah putih yang naik, ini disebabkan oleh adanya respon pertahanan tubuh terhadap infeksi mikroorganisme patogen di dalam tubuh meningkat, Moms.

Baca Juga: Mitos Ibu Menyusui Ini Banyak Dipercaya, Benarkah Makan Pedas Dapat Membuat Perut Bayi Panas?

Moms harus tahu, infeksi setelah persalinan pada ibu menyusui dapat terjadi karena beberapa kondisi kesehatan.

Diantaranya seperti anemia, obesitas, infeksi bakteri di vagina, infeksi menular seksual (IMS), persalinan lama, ketuban pecah dini, atau pendarahan setelah melahirkan.

Tips Meningkatkan Kualitas Tidur Ibu Menyusui

Agar kualitas tidur Moms sebagai ibu menyusui dapat tercukupi, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan.

1. Kenali Jam Tidur Bayi

Moms harus tahu, bayi mempunyai jam tidur lebih banyak daripada orang dewasa dan ini penting untuk perkembangan otaknya.

Seiring bertambahnya usia, siklus tidur bayi akan terus berubah, Moms.

Setelah Moms sudah mengenal pola tidur bayi, rencanakan jadwal bagi Moms untuk beristirahat atau melakukan kegiatan lain yang Moms senangi.

2. Bagi Waktu Tidur Secara Efisien

Selama 40 hari setelah melahirkan, Moms akan lebih sering terbangun di waktu-waktu tertentu untuk mengasuh bayi.

Oleh karena itu, Moms bisa membagi jam istirahat selagi mengasuh bayi.

Misalnya, 3-4 jam di malam hari, 2 jam di pagi hari, dan 2 jam di siang atau sore hari.

Apabila Moms tidak bisa tidur, tetaplah berbaring dan beristirahat.

Jika perlu, berdiskusilah dengan pasangan terkait pembagian waktu mengasuh bayi agar Moms dapat beristirahat secara efektif.

Baca Juga: Mitos atau Fakta Payudara Kecil Menandakan ASI Keluar Sedikit? Ini Penjelasan Ahli

3. Penuhi Asupan Nutrisi Harian

Penting bagi Moms untuk mengonsumsi makanan dan minuman bergizi untuk memenuhi nutrisi harian, khususnya selama masa menyusui.

Hal ini berpengaruh langsung pada kuantitas dan kualitas ASI yang dihasilkan, Moms.

Selain itu, asupan nutrisi juga membantu menjaga daya tahan tubuh Moms yang berisiko kurang tidur.

4. Hindari Hal-hal yang Menyebabkan Stres

Moms harus tahu, stres bisa menjadi racun berbahaya bagi tubuh apabila terus mengalaminya setiap harinya.

Mulai dari mengubah ekspresi genetik, menyebabkan kerusakan otak, hingga mematikan sistem kekebalan tubuh.

Maka dari itu, setelah melahirkan, kurangilah stres dengan istirahat atau mencari kegiatan-kegiatan yang dapat menenangkan pikiran serta mental Moms.

Itu tadi tips meningkatkan kualitas tidur bagi ibu menyusui ya, Moms.

Moms bisa kembali ke halaman 1 untuk mengetahui fakta dibalik mitos ibu menyusui dilarang tidur pagi.

Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!

Baca Juga: Ibu Menyusui Tidak Boleh Keluar Malam Hari, Mitos atau Fakta?