Membangun Kesadaran Akan Penyadang Sindrom Down Sangat Penting, Ini Kata Psikolog

By Shannon Leonette, Selasa, 19 Maret 2024 | 16:30 WIB
Peringati Hari Down Syndrome Sedunia, psikolog menekankan kepada orangtua dengan anak sindrom Down untuk membangun kesadaran sejak dini terkait keberadaan kelainan tumbuh kembang ini. (Nakita.id/Shannon)

Nakita.id - Setiap tahunnya Hari Down Syndrome Sedunia diperingati pada tanggal 18 Maret 2024.

Pesan utama di Hari Down Syndrome Sedunia tahun ini adalah 'End The Stereotypes'.

Pesan ini adanya mengingat bahwa sampai sekarang ini, masih cukup banyak stigma yang terbentuk terhadap penyandang Down syndrome itu sendiri.

Apalagi, fakta menunjukkan bahwa di Indonesia, kurang dari 10 persen sekolah dapat melayani anak-anak dengan disabilitas, termasuk penyandang sindrom Down.

Angka ini cukup mengkhawatirkan, sehingga belum tercipta kesetaraan yang seharusnya dalam masyarakat Indonesia itu sendiri.

Menurut Paramita Indraswari, M.Psi, supaya orang lain jadi lebih sadar dengan keberadaan penyandang sindrom ini, khususnya di kalangan anak-anak, langkah pertama yang harus dilakukan adalah terbuka dari sisi orangtua anak.

"Pertama-tama, harus terbuka dulu (dari orangtuanya) bahwa anak Down syndrome ini tidak seperti anak-anak pada umumnya.

Punya keunikan sendiri, punya bakat dan minat yang sebenarnya bisa dikembangkan," ungkap psikolog pendidikan yang akrab disapa Mita dalam acara talkshow World Down Syndrome Activity Day di Buumi Playscape, Pacific Place Mall, Senin (18/3/2024).

Mita menjelaskan, dengan orangtua menjadi terbuka dengan anaknya yang mengalami sindrom Down ini, diharapkan orang lain di sekitarnya juga menjadi terbuka.

Tidak cuma di keluarga besar saja, tapi juga di sekolah, pesantren, atau komunitas tertentu.

"Jadi, kalau misalkan punya anak Down syndrome itu justru jangan dikucilkan dan jangan malu," katanya mengingatkan.

Baca Juga: Mengetahui Kelebihan Anak Down Syndrome sebagai Peringatan Hari Down Syndrome Sedunia

"Cukup kasih tahu saja kelebihan anak ini itu apa," ujar Mita.

"Apalagi, kita tahu bahwa Tuhan selalu menciptakan hal-hal yang baik juga," lanjutnya.

Paramita Indraswari, M.Psi selaku psikolog pendidikan.

Setelah dari pihak orangtua terbuka, Mita menyebut bahwa orang lain biasanya akan lebih berempati terhadap anak dengan sindrom Down.

Seperti, melihat bagaimana cara orangtuanya bersikap di depan anak penyandang sindrom Down juga orang lain di sekitarnya.

Selain itu, psikolog pendidikan ini juga menambahkan bahwa dengan orangtua terbuka dengan keberadaan sindrom ini, anak juga membentuk persepsi baru bahwa anak penyandang Down syndrome pada dasarnya sama dengannya.

"Sebenarnya, anak kecil juga mau kok bermain dengan anak penyandang Down syndrome dan tidak membeda-bedakan," ungkap Mita.

"Karena, anak itu kan belajar semuanya dari orangtuanya," katanya menekankan.

Dalam rangka untuk mewujudkan terciptanya kesetaraan dan merubah persepsi masyarakat terhadap penyandang Down syndrome di kalangan anak-anak, Loluna dan Buumi mengadakan acara playdate spesial.

Tema playdate kali ini adalah 'This Is Who I Am', yang dirancang untuk membantu mengajarkan perbedaan kepada anak-anak, baik anak penyandang Down syndrome maupun anak lainnya.

Sehingga, anak diharapkan memiliki pemahaman yang kuat tentang keberagaman dan penerimaan terhadap individu yang unik.

Baca Juga: Hari Down Syndrome Sedunia, Bisakah Down Syndrome Disembuhkan?

Acara playdate spesial ini mengundang keluarga dari Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS), juga orangtua anak lainnya.

Loluna dan Buumi hadirkan acara playdate spesial yang mengundang orangtua dari POTADS dan orangtua lainnya di Buumi Playscape, Pacific Place Mall pada Senin (18/3/2024).

Bianca Belnadia, Co-Founder & CEO Loluna, mengatakan bahwa Loluna menjunjung tinggi nilai inklusif bahwa setiap anak itu spesial.

"Sama seperti anak penyandang Down syndrome, saya yakin bahwa setiap dari mereka pun sangat spesial," ujar Bianca.

Sementara itu, Co-Founder & CEO Buumi Natasha Guna mengatakan bahwa Buumi Playscape memastikan segala fitur di area bermain dapat menunjang kebutuhan bermain bagi semua anak.

Termasuk anak-anak penyandang sindrom Down yang hadir bermain di acara playdate spesial ini.

"Selain area, Buumi juga memiliki produk berupa karakter, buku anak, animasi, hingga lagu yang memiliki nilai inklusivitas.

Hal ini turut membawa Buumi bekerja sama dengan berbagai komunitas anak berkebutuhan khusus, seperti POTADS," tutur Natasha.

Ketua Umum POTADS Eliza Octavianti Rogi menekankan pentingnya inklusivitas dan kesadaran, khususnya dalam mengubah pandangan negatif terhadap sindrom Down.

Melalui playdate inklusif ini, masyarakat dapat lebih dekat dengan anak-anak Down syndrome.

Sehingga, membuka akses bagi interaksi langsung dan perlahan mengubah persepsi yang ada.

Baca Juga: Tanda Hamil Bayi Down Syndrome Sebagai Peringatan Hari Down Syndrome Sedunia