TAPERA Jadi Gak? Potongan tapi Beban Bagi Pekerja dan Perusahaan

By Aullia Rachma Puteri, Selasa, 11 Juni 2024 | 14:00 WIB
Tapera jadi gak? (Nakita/ Aullia)

Nakita.id - Banyak yang tanya, Tapera jadi gak?

Pasalnya banyak yang masih ragu-ragu ikut Tapera untuk beli rumah.

Nah, untuk tahu jawabannya simak di sini mengenai potong gaji untuk Tapera.

Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) adalah salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk membantu masyarakat dalam memiliki rumah yang layak.

Melalui program ini, pemerintah berencana memotong sebagian gaji pekerja swasta untuk disisihkan sebagai tabungan perumahan mulai tahun 2027.

Meskipun menuai berbagai reaksi dari masyarakat, program ini tetap akan dijalankan sesuai rencana.

Program Tapera dirancang untuk membantu pekerja, khususnya yang berpenghasilan rendah, dalam memiliki rumah.

Program ini berfungsi sebagai tabungan jangka panjang di mana setiap pekerja wajib menyisihkan sebagian kecil dari gaji mereka setiap bulan.

Tabungan yang terkumpul kemudian dapat digunakan untuk pembiayaan perumahan.

- Potongan Gaji: Mulai 2027, pekerja swasta akan mengalami potongan gaji sebesar 2,5 persen untuk disalurkan ke dalam tabungan Tapera.

- Kontribusi Pemberi Kerja: Selain potongan dari pekerja, pemberi kerja (perusahaan) juga akan berkontribusi sebesar 0,5 persen dari total gaji pekerja.

Baca Juga: Jika Tidak Membayar Iuran Tapera, Pekerja Akan Terancam Sanksi

- Pengelolaan Dana: Dana yang terkumpul akan dikelola oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) yang bertanggung jawab untuk mengelola investasi dan memastikan dana digunakan untuk kepentingan perumahan.

Manfaat Program Tapera

1. Akses Perumahan yang Lebih Mudah

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap perumahan yang layak.

Dengan adanya tabungan yang dikelola secara profesional, diharapkan semakin banyak masyarakat yang mampu membeli rumah.

2. Investasi Jangka Panjang

Dana yang disimpan dalam Tapera tidak hanya berfungsi sebagai tabungan, tetapi juga diinvestasikan untuk mendapatkan keuntungan yang dapat digunakan kembali untuk pembiayaan perumahan.

3. Keberlanjutan Program Perumahan

Dengan adanya program ini, pemerintah berharap dapat menciptakan sistem pembiayaan perumahan yang berkelanjutan dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Meski memiliki banyak manfaat, program Tapera juga menghadapi sejumlah tantangan dan kritik dari berbagai pihak.

Berikut beberapa di antaranya:

- Beban Tambahan bagi Pekerja dan Pengusaha: Potongan gaji sebesar 2,5 persen dan kontribusi dari perusahaan sebesar 0,5 persen dianggap sebagai beban tambahan yang bisa memberatkan, terutama bagi perusahaan kecil dan pekerja dengan gaji minimum.

- Kepastian Manfaat: Beberapa pekerja meragukan apakah mereka benar-benar bisa mendapatkan manfaat dari program ini, mengingat pengalaman buruk dalam pengelolaan dana publik di masa lalu.

- Kesiapan Infrastruktur: Implementasi program ini memerlukan infrastruktur yang matang, termasuk sistem administrasi dan pengawasan yang ketat untuk menghindari penyalahgunaan dana.

Pemerintah dan BP Tapera sedang bekerja keras untuk mempersiapkan segala aspek yang dibutuhkan agar program ini dapat berjalan lancar pada tahun 2027.

Baca Juga: Tapera untuk Renovasi Rumah Kalau Sudah Punya Cicilan KPR di Perumahan

Beberapa langkah yang sedang dilakukan antara lain:

- Sosialisasi: Pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan tentang pentingnya program Tapera serta mekanisme pelaksanaannya.

- Regulasi: Penyusunan regulasi dan aturan teknis yang mendetail untuk memastikan program ini berjalan sesuai rencana.

- Pengawasan: Penguatan sistem pengawasan untuk memastikan dana yang terkumpul digunakan sesuai dengan tujuan dan terhindar dari penyalahgunaan.

Program tabungan perumahan bukanlah konsep baru dan telah diterapkan di berbagai negara dengan hasil yang beragam.

Studi kasus dari negara-negara lain bisa menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dalam mengimplementasikan program Tapera.

Misalnya, di Singapura, Central Provident Fund (CPF) telah berhasil membantu banyak warganya memiliki rumah.

Namun, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari pengelolaan yang transparan dan regulasi yang ketat.

Program Tapera adalah langkah signifikan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk membantu masyarakat memiliki perumahan yang layak.

Meskipun terdapat berbagai tantangan dan kritik, potensi manfaat yang ditawarkan oleh program ini tidak bisa diabaikan.

Dengan persiapan yang matang, sosialisasi yang intensif, dan pengelolaan yang transparan, program ini diharapkan bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Baca Juga: Menuai Pro Kontra, Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Faktanya

Para pekerja dan pengusaha perlu bersiap untuk menyambut program ini, dengan harapan bahwa tabungan yang mereka sisihkan akan memberikan dampak positif jangka panjang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kepemilikan rumah di Indonesia.

Bagi pemerintah, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa setiap rupiah yang terkumpul dari potongan gaji ini benar-benar digunakan untuk tujuan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat optimal bagi para peserta program.

Baca Juga: Apa itu Tapera? Viral Usai Jokowi Minta Pegawai Swasta Nabung Rumah