Sering Minum Es Teh Setelah Makan? Ternyata Ini Dampaknya pada Tubuh

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 4 Agustus 2024 | 14:00 WIB
Dampak minum es teh setelah makan (Nakita.id/Ratnaningtyas Winahyu)

Kafein dan Asam Lambung: Kafein dapat merangsang produksi asam lambung, yang bisa memperburuk kondisi seperti refluks asam atau sakit maag.

Jika Moms rentan terhadap masalah pencernaan, sebaiknya hindari minuman berkafein segera setelah makan.

6. Keseimbangan Cairan

Es teh dapat berkontribusi terhadap asupan cairan harian Moms, yang penting untuk menjaga hidrasi tubuh.

Namun, minuman berkafein seperti teh juga bisa memiliki efek diuretik ringan, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin dan potensi kehilangan cairan.

Penjelasan:

Hidrasi: Meskipun teh adalah sumber cairan, efek diuretik kafein bisa menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil.

Untuk menjaga keseimbangan cairan, pastikan Moms juga mengonsumsi cukup air putih sepanjang hari.

7. Kebiasaan dan Kenikmatan

Selain dampak fisik, minum es teh setelah makan juga bisa menjadi bagian dari kebiasaan dan kenikmatan makan.

Rasa dingin dan segar dari es teh bisa menjadi penutup yang menyenangkan setelah makan, yang bisa meningkatkan kepuasan dan relaksasi setelah makan.

Baca Juga: Ibu Hamil Perlu Lakukan Hal Ini Agar Tak Alami Anemia di Masa Kehamilan, Minum Es Teh Terlalu Banyak Jadi Salah Satunya

Penjelasan:

Kebiasaan Sosial: Di banyak budaya, minum teh setelah makan adalah kebiasaan sosial yang penting dan bisa menjadi momen untuk bersantai dan berbincang dengan teman atau keluarga.

Aspek psikologis dari kebiasaan ini juga penting untuk diperhatikan.

Minum es teh setelah makan bisa memberikan sensasi menyegarkan dan menjadi bagian dari kebiasaan makan yang menyenangkan.

Namun, penting untuk memahami bahwa minuman dingin seperti es teh dapat mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Dengan mengetahui potensi efeknya dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negatif, Moms dapat terus menikmati es teh setelah makan dengan lebih sehat.

Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan