Biaya Bulanan Daycare Wensen School Rp1 Jutaan tapi Anak Disiksa

By Aullia Rachma Puteri, Kamis, 8 Agustus 2024 | 19:00 WIB
Biaya bulanan Daycare Wensen School Rp1,3 juta (Dokumen Rizki Dwi Utari)

Nakita.id - Menitipkan anak di tempat penitipan atau daycare menjadi pilihan banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaan.

Namun, biaya yang harus dikeluarkan untuk layanan ini tidaklah murah.

Sayangnya, meskipun telah membayar mahal, keamanan anak tidak selalu terjamin.

Kasus penganiayaan di Daycare Wensen School Indonesia (WSI) baru-baru ini mengejutkan banyak orang tua dan masyarakat luas.

Biaya menitipkan anak di daycare WSI cukup signifikan.

Arif, salah satu orang tua korban, menyebutkan bahwa ia dan istrinya mengeluarkan sekitar Rp1,5 juta per bulan untuk menitipkan anak mereka di daycare ini.

Selain itu, ada biaya tahunan yang berkisar sekitar satu juta rupiah.

"Kalau bulanan sekitar Rp1,5 juta, tapi saya lupa pastinya. Untuk biaya tahunan ada sekitar sejuta, tapi saya lupa detailnya," kata Arif pada Sabtu, 3 Agustus 2024.

Biaya ini termasuk besar jika dibandingkan dengan daycare lainnya.

Namun, Arif dan istrinya tertarik menitipkan anak mereka di WSI karena program dan metode pembelajaran yang ditawarkan.

Daycare ini menerapkan metode Montessori yang disesuaikan dengan tumbuh kembang anak, membuat orang tua merasa yakin bahwa anak mereka akan mendapatkan pendidikan dan perawatan yang optimal.

Baca Juga: Daycare Wensen School Ditutup Segera Imbas Meita Irianty Siksa Balita

"Kalau kita selalu dapat update dari video Instagram mereka, jadi setiap hari ada video kegiatan mereka. Jadi, kita tenang. Mereka pakai kurikulum Montessori untuk pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usianya, jadi dia belajar sensorik, motorik, dan lain sebagainya," jelas Arif.

Kepercayaan Arif terhadap daycare WSI runtuh ketika ia menerima video yang menunjukkan tindakan kekerasan terhadap anaknya.

Video tersebut ia dapatkan melalui WhatsApp dan menunjukkan perlakuan kasar yang dilakukan oleh salah satu pengasuh di daycare tersebut.

"Jujur, kalau untuk yang diberikan, saya jadi agak sanksi sekarang mengingat video yang beredar," ungkap Arif.

Selama ini, Arif tidak pernah diberi akses untuk melihat rekaman CCTV di daycare tersebut.

Hal ini menambah kecurigaannya terhadap keamanan dan transparansi yang diterapkan oleh pihak WSI.

"Tidak, nggak dikasih," ujarnya ketika ditanya apakah pernah melihat rekaman CCTV.

Pasca penganiayaan tersebut, banyak orang tua yang menuntut pengembalian uang SPP karena merasa dirugikan.

Banyak dari mereka baru saja menyekolahkan dan menitipkan anaknya di daycare ini kurang dari sebulan.

Namun, daycare WSI mendadak tutup tanpa pemberitahuan dan tanpa memberikan penjelasan kepada orang tua.

Sekolah tersebut bahkan dipasang garis polisi, menandakan bahwa tidak diperbolehkan ada kegiatan apapun di sana.

Baca Juga: Gegara Wensen School Meita Irianty, Titip Anak di Daycare Aman?

"Karena sekolahnya tutup, orang tua yang lain berharap uang SPP-nya dikembalikan," kata Arif.

Selain itu, informasi yang didapat dari sejumlah orang tua menyebutkan bahwa untuk uang masuk dikenakan biaya Rp3 juta untuk PAUD, dengan uang SPP sebesar Rp300 ribu.

Namun, pembelajaran baru berjalan kurang dari sebulan sebelum kasus ini mencuat dan daycare ditutup.

Para orang tua merasa sangat dirugikan dengan tidak adanya pertanggungjawaban dari pihak daycare.

Mereka sudah membayar uang kegiatan dan SPP, tetapi pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan.

"Karena mereka baru satu bulan terus tiba-tiba sekolahnya tutup, mereka merasa dirugikan. Jadi, pendidikan anak-anaknya tidak tersalurkan dengan seharusnya," jelas Arif.

Saat ini, Arif fokus untuk menyelesaikan kasus penganiayaan yang menimpa anaknya.

Ia tidak tahu apakah ada orang tua lain yang akan membawa kasus ini ke tuntutan perdata.

Arif hanya berharap agar keadilan ditegakkan dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Penganiayaan terjadi pada Juni 2024, saat anak saya baru berusia tujuh bulan. Saya menitipkan AMW di daycare WSI sejak April 2024," jelas Arif.

Selain anaknya, ada satu korban lain yang juga mendapat tindakan kekerasan dari Tata, pemilik daycare.

Baca Juga: Viral karena Siksa Anak, Pemilik Daycare Meita Irianty Ternyata Cuma Gaji Staf Guru Rp250 Ribu

Arif merasa harus melaporkan kasus ini agar tidak ada anak lain yang mengalami nasib serupa.

"Kan ada pelapor satu kan, nah saya yang kedua. Itu kan videonya beredar, viral. Ya, saya kaget, jujur saja. Karena itu anak saya, ya saya pengin bela, makanya saya laporkan," tegasnya.

Sebagai orang tua, Arif tidak terima anaknya diperlakukan dengan kasar.

Ia menuntut agar Tata mendapat hukuman yang setimpal dan berharap anaknya bisa pulih kembali karena masa depan anaknya masih sangat panjang.

"Ya, utama satu ingin dia dapat hukuman sepantasnya. Kedua, saya ingin pemulihan untuk anak saya. Anak saya masih tumbuh kembang, saya nggak tahu kedepannya dia seperti apa. Saya berharap dia baik-baik saja dan tidak ada masalah dalam tumbuh kembangnya," harap Arif.

Arif juga meminta agar kasus ini diusut tuntas dan tidak ada pihak yang berusaha menghalangi pemeriksaan, mengingat Tata disebut-sebut sebagai kerabat salah satu pejabat.

"Harapannya kasus ini berjalan dengan lancar, tidak ada intervensi dari pihak lain, dan semuanya mendapatkan keadilan seperti yang seharusnya," pungkasnya.

Kasus penganiayaan anak di Daycare Wensen School menunjukkan bahwa biaya tinggi tidak selalu menjamin keamanan dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh lembaga pendidikan atau penitipan anak.

Orang tua harus lebih selektif dan waspada dalam memilih tempat penitipan anak.

Transparansi, pengawasan ketat, dan komunikasi yang baik antara orang tua dan lembaga penitipan anak sangat penting untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan anak-anak.

Kasus ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih peduli dan bertanggung jawab dalam menjaga hak dan keselamatan anak-anak, sebagai generasi penerus bangsa.

Baca Juga: BERITA POPULER: Alasan Meita Irianty Siksa Balita di Daycare hingga 9 Pekerjaan Online untuk Ibu Rumah Tangga