Mencegah Fenomena ‘Marriage is Scary’ dari Pernikahan Cut Intan Nabila dan Aprila Majid

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Rabu, 14 Agustus 2024 | 10:30 WIB
mencegah fenomena Marriage is Scary, berkaca pada kasus Cut Intan Nabila dan Aprila Majid (instagram.com/armorteorador)

Pendidikan ini harus mencakup topik-topik seperti pengenalan tanda-tanda awal kekerasan, pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur, serta cara mengatasi konflik dalam hubungan.

Selain itu, pasangan yang berencana menikah perlu mendapatkan konseling pranikah untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional.

Konseling ini bukan hanya untuk mempersiapkan aspek teknis pernikahan, tetapi juga untuk mendiskusikan harapan, nilai, dan potensi masalah yang mungkin muncul dalam pernikahan.

2. Penguatan Peran Keluarga dalam Pengawasan dan Edukasi

Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk pandangan dan sikap seseorang terhadap pernikahan.

Orang tua perlu memberikan contoh tentang bagaimana hubungan yang sehat seharusnya berlangsung, termasuk menunjukkan penghormatan, cinta, dan dukungan satu sama lain.

Selain itu, orang tua juga harus membuka ruang bagi anak-anak mereka untuk berdiskusi tentang pernikahan, termasuk jika mereka memiliki ketakutan atau keraguan.

Dalam kasus Cut Intan Nabila dukungan keluarga sangat krusial dalam membantu mereka keluar dari situasi yang penuh kekerasan.

Sementara pada kasus Aprila Majid, memiliki komunikasi yang baik dengan keluarga baik itu keluarga sendiri maupun keluarga suami juga sama pentingnya untuk mencegah kejadian serupa.

Aprila Majid dan Muchamad Zhacky

Oleh karena itu, keluarga perlu waspada terhadap tanda-tanda kekerasan dan segera bertindak jika anak mereka mengalami KDRT atau masalah serupa.

Baca Juga: Arti Mimpi Suami Selingkuh, Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Mental

3. Peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga

Masyarakat perlu lebih sadar akan isu KDRT dan tidak menormalisasi kekerasan dalam hubungan.