Dampak Ibu Hamil Terlalu Sering Mendengar Berita Buruk, Apa Berbahaya?

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 25 Agustus 2024 | 22:00 WIB
Dampak ibu hamil mendengar berita buruk (Freepik)

Penelitian menunjukkan bahwa janin yang terpapar tingkat kortisol tinggi selama kehamilan mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah perilaku dan emosional di kemudian hari.

Misalnya, anak-anak ini mungkin lebih rentan terhadap kecemasan, depresi, dan gangguan perhatian.

Oleh karena itu, mengelola stres dan mengurangi paparan terhadap berita buruk adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan janin.

4. Dampak Psikologis Jangka Panjang

Selain dampak fisik, terlalu sering mendengar berita buruk juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu hamil dalam jangka panjang.

Ibu hamil yang terus-menerus terpapar informasi negatif mungkin mulai merasa putus asa, pesimis, atau bahkan mengalami gejala depresi.

Depresi selama kehamilan adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, serta mempersulit proses pemulihan setelah melahirkan.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan mental mereka dengan membatasi paparan terhadap berita negatif.

Jika merasa terlalu terbebani, ibu hamil harus segera mencari bantuan dari profesional kesehatan mental atau dukungan dari keluarga dan teman.

Terlalu sering mendengar berita buruk selama kehamilan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik ibu hamil, serta perkembangan janin.

Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh paparan berita negatif dapat memengaruhi tidur, meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, dan berdampak pada perkembangan jangka panjang janin.

Baca Juga: Mitos Air Kelapa pada Ibu Hamil, Benarkah Bikin Anak Lahir Berkulit Putih? Ini Penjelasannya

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengelola paparan berita buruk dengan membatasi waktu menonton berita, memilih berita yang positif, dan mencari dukungan sosial serta profesional jika diperlukan.

Dengan langkah-langkah ini, ibu hamil dapat menjaga kesehatan mental dan memastikan kesejahteraan bagi diri sendiri dan bayi yang dikandung.

Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan