Penyebab Kenaikan Biaya UKT Perguruan Tinggi, Salah Satunya Covid-19

By Aullia Rachma Puteri, Sabtu, 7 September 2024 | 10:45 WIB
kenaikan biaya UKT perguruan tinggi (Pixabay.com/EmAji)

Hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik, dan dalam jangka panjang, merugikan karier mereka.

Kenaikan UKT yang tidak diimbangi dengan kebijakan pembagian golongan yang tepat dapat memicu ketidakadilan ekonomi.

Mahasiswa yang berada di antara golongan menengah sering kali merasakan dampak yang lebih besar karena mereka tidak memenuhi syarat untuk bantuan keuangan, tetapi juga kesulitan membayar UKT yang tinggi.

Hal ini menciptakan ketimpangan akses terhadap pendidikan tinggi.

Meskipun kenaikan UKT merupakan tantangan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, orang tua, dan pihak perguruan tinggi untuk menghadapinya.

Salah satu cara paling efektif untuk meringankan beban biaya UKT adalah dengan memanfaatkan berbagai program beasiswa yang tersedia.

Beasiswa seperti KIP Kuliah, beasiswa prestasi, dan bantuan dari perusahaan atau organisasi sosial dapat menjadi solusi bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan keuangan.

Banyak perguruan tinggi menyediakan mekanisme pengajuan penurunan UKT bagi mahasiswa yang membutuhkan.

Mahasiswa yang merasa UKT mereka terlalu tinggi dibandingkan dengan kemampuan finansial keluarga dapat mengajukan permohonan penurunan UKT.

Biasanya, pengajuan ini harus disertai dengan bukti-bukti pendukung seperti slip gaji orang tua atau surat keterangan tidak mampu.

Perguruan tinggi juga perlu lebih transparan dalam menjelaskan alasan kenaikan UKT kepada mahasiswa dan orang tua.

Baca Juga: Biaya Kuliah di Universitas Brawijaya Malang Jalur SNBP Tahun 2023

Jika alasan kenaikan jelas dan disertai dengan rincian penggunaan dana yang akurat, mahasiswa cenderung lebih menerima kenaikan tersebut.

Selain itu, perguruan tinggi juga harus menyediakan saluran komunikasi yang baik bagi mahasiswa yang ingin mengajukan pertanyaan atau keluhan terkait UKT.

Perguruan tinggi dapat bekerja sama dengan industri untuk menyediakan program magang berbayar atau kerja sama dalam penelitian.

Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman kerja yang berharga, tetapi juga memperoleh penghasilan yang dapat membantu meringankan beban biaya pendidikan.

Kenaikan biaya UKT di perguruan tinggi merupakan isu yang kompleks, melibatkan berbagai faktor seperti peningkatan biaya operasional, kualitas pendidikan, dan perubahan kebijakan pemerintah.

Meskipun kenaikan ini sering kali dianggap perlu untuk menjaga kualitas pendidikan, dampaknya bagi mahasiswa, terutama yang berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas, tidak dapat diabaikan.

Untuk mengatasi tantangan ini, mahasiswa perlu memanfaatkan beasiswa, mengajukan penurunan UKT jika diperlukan, serta mempersiapkan diri secara finansial.

Di sisi lain, perguruan tinggi perlu menjaga transparansi dan komunikasi yang baik dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan bahwa kenaikan UKT diterima dengan baik dan tidak menimbulkan ketidakadilan dalam akses pendidikan.

Dengan langkah-langkah yang tepat, dampak negatif dari kenaikan UKT dapat diminimalkan, dan pendidikan tinggi di Indonesia tetap dapat diakses oleh semua kalangan.

Baca Juga: Pengumuman SMUP Unpad 2022, Cek Berapa Biaya UKT yang Perlu Disiapkan di Sini!