Alasan Mengapa Stunting Lebih Banyak Terjadi di Negara Berkembang dan Negara Kurang Maju

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 14 September 2024 | 19:30 WIB
Penyebab angka stunting tinggi di negara berkembang dan kurang maju (Freepik.com/jcomp)

Banyak ibu hamil dan anak-anak di negara berkembang tidak mendapatkan perawatan prenatal dan postnatal yang memadai, yang penting untuk mencegah stunting.

Selain itu, penyakit infeksi seperti diare, malaria, dan pneumonia, yang sering terjadi di negara berkembang, memperburuk kondisi malnutrisi dan meningkatkan risiko stunting.

Sebaliknya, di negara maju, akses ke fasilitas kesehatan yang baik lebih terjamin.

Layanan kesehatan seperti pemeriksaan rutin ibu hamil, imunisasi anak, serta penanganan cepat terhadap penyakit infeksi membuat angka stunting lebih rendah.

3. Sanitasi dan Kebersihan yang Buruk

Faktor lain yang mempengaruhi tingginya angka stunting di negara berkembang adalah sanitasi yang buruk.

Akses terbatas ke air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak meningkatkan risiko penyakit infeksi, seperti diare, yang dapat menghambat penyerapan nutrisi penting oleh tubuh.

Anak-anak yang sering sakit akibat lingkungan yang tidak higienis cenderung lebih rentan terhadap stunting.

Di negara maju, infrastruktur sanitasi dan air bersih sudah jauh lebih baik, sehingga risiko penyakit akibat sanitasi buruk sangat rendah.

Ini berkontribusi pada pertumbuhan anak yang lebih sehat dan menurunkan risiko stunting.

4. Pendidikan dan Pengetahuan Gizi yang Kurang

Di banyak negara berkembang, tingkat pendidikan masyarakat, khususnya perempuan, cenderung lebih rendah.

Hal ini berdampak pada pengetahuan yang kurang tentang pentingnya gizi selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak.

Baca Juga: Stunting yang Membahayakan: Apa dan Mengapa Harus Diwaspadai?