Mengapa Stunting Bisa Menurunkan Kesehatan Anak? ini Penjelasannya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 21 September 2024 | 11:30 WIB
Risiko stuntinh menurunkan kesehatan anak (freepik)

Nakita.id - Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat, terutama terlihat dari tinggi badannya yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya.

Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan, melainkan indikator dari gangguan kesehatan kronis dan malnutrisi jangka panjang.

Kondisi ini umumnya terjadi akibat asupan gizi yang tidak memadai pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Stunting memiliki dampak yang luas terhadap kesehatan anak, baik secara fisik maupun mental.

Berikut adalah alasan mengapa stunting dapat menurunkan kesehatan anak, mengutip dari NHS.

Penyebab Stunting Menurunkan Kesehatan Anak

1. Penurunan Fungsi Sistem Imun

Anak yang mengalami stunting sering kali memiliki sistem imun yang lebih lemah.

Ini disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk perkembangan sel imun.

Akibatnya, anak lebih rentan terhadap penyakit infeksi seperti diare, pneumonia, dan penyakit menular lainnya.

Kondisi ini dapat memperburuk kesehatan anak dan memperlama proses pemulihan ketika sakit.

2. Gangguan Perkembangan Otak

Periode emas perkembangan otak terjadi pada usia dini.

Anak yang mengalami kekurangan nutrisi pada periode ini, seperti yang dialami anak stunting, dapat mengalami gangguan perkembangan otak.

Baca Juga: Apakah Benar Anak Stunting Berpengaruh pada Pola Makan? Ini Faktanya

Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, memori, dan fungsi mental lainnya.

Stunting juga sering dikaitkan dengan prestasi akademik yang lebih rendah, gangguan belajar, serta kesulitan dalam berkonsentrasi.

3. Masalah Kesehatan Jangka Panjang

Anak yang stunting tidak hanya mengalami masalah kesehatan saat anak-anak, tetapi juga berisiko tinggi menghadapi berbagai masalah kesehatan jangka panjang.

Studi menunjukkan bahwa stunting meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

Ini terkait dengan gangguan metabolisme yang terjadi akibat malnutrisi pada masa pertumbuhan.

4. Pertumbuhan Fisik yang Terhambat

Selain mempengaruhi tinggi badan, stunting juga berdampak pada pertumbuhan otot dan tulang.

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki otot yang lebih lemah dan densitas tulang yang lebih rendah, yang dapat meningkatkan risiko cedera dan masalah tulang di kemudian hari.

Kekurangan nutrisi juga dapat memperlambat proses penyembuhan jika anak mengalami luka atau cedera.

5. Gangguan Emosional dan Sosial

Dampak stunting tidak hanya terlihat secara fisik, tetapi juga emosional.

Anak yang mengalami stunting sering kali menghadapi tantangan dalam berinteraksi dengan teman-temannya, karena perbedaan fisik atau kesulitan belajar.

Hal ini dapat mempengaruhi rasa percaya diri dan perkembangan sosial mereka.

Baca Juga: Alasan Mengapa Stunting yang Tak Ditangani Bisa Merugikan Keluarga

Anak stunting mungkin merasa tertinggal dibandingkan dengan teman-teman sebaya, yang dapat menyebabkan stres atau kecemasan.

6. Risiko Penurunan Produktivitas di Masa Depan

Penurunan kemampuan kognitif dan fisik yang disebabkan oleh stunting dapat berujung pada rendahnya produktivitas di masa dewasa.

Ini dapat memengaruhi peluang kerja dan pendapatan mereka di masa depan.

Secara luas, stunting tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial suatu negara.

7. Gangguan Pencernaan

Anak yang stunting juga sering mengalami gangguan pencernaan, seperti sindrom usus bocor.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi yang memadai, yang menyebabkan usus menjadi lebih rentan terhadap infeksi.

Kondisi ini membuat tubuh kurang efisien dalam menyerap nutrisi dari makanan, memperparah keadaan malnutrisi yang dialami anak.

Pencegahan Stunting

Untuk mencegah stunting, sangat penting bagi ibu hamil dan bayi mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak awal kehamilan.

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, diikuti dengan makanan pendamping ASI yang kaya nutrisi, merupakan langkah penting.

Selain itu, pemantauan rutin kesehatan anak, pemberian imunisasi, dan menjaga kebersihan lingkungan juga berperan penting dalam mencegah stunting.

Kesimpulan

Stunting bukan hanya masalah tinggi badan, tetapi kondisi yang memengaruhi banyak aspek kesehatan anak, baik secara fisik, mental, maupun emosional.

Baca Juga: Agar Tak Terlambat, Ini Cara Mengobati Stunting pada Bayi Agar Tumbuh Optimal

Kondisi ini dapat berdampak jangka panjang, mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan di masa depan.

Oleh karena itu, pencegahan stunting sejak dini menjadi prioritas penting untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal.