Nakita.id - Stunting, yang mengacu pada kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi ancaman serius bagi perkembangan individu dan juga bagi kemajuan suatu negara.
Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usia mereka dan mengalami keterlambatan perkembangan fisik maupun kognitif.
Dampak dari stunting ini tidak hanya berpengaruh pada kehidupan individu, tetapi juga memiliki implikasi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial suatu bangsa, mengutip dari berbagai sumber.
Stunting berdampak langsung pada perkembangan otak anak, yang dapat mengakibatkan keterlambatan kognitif dan kesulitan belajar.
Anak-anak yang mengalami stunting berisiko memiliki performa akademik yang rendah, sehingga kemampuan mereka untuk bersaing dalam pasar tenaga kerja di masa depan pun terbatas.
Hal ini mengurangi jumlah sumber daya manusia berkualitas yang sangat dibutuhkan oleh negara untuk mendorong kemajuan teknologi dan inovasi.
Kurangnya tenaga kerja berkualitas dapat menurunkan produktivitas nasional dan memperlambat laju perkembangan ekonomi suatu negara.
Ini juga dapat memperlebar kesenjangan sosial dan meningkatkan angka kemiskinan.
Anak yang mengalami stunting tidak hanya berisiko memiliki kecerdasan yang lebih rendah, tetapi juga daya tahan fisik yang lebih lemah.
Hal ini akan mempengaruhi produktivitas mereka saat dewasa, baik di sektor formal maupun informal.
Penurunan produktivitas secara kolektif dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi negara.
Baca Juga: Alasan Mengapa Stunting Lebih Banyak Terjadi di Negara Berkembang dan Negara Kurang Maju
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR