Pengaruh Hamil Anak Stunting pada Ibu Hamil: Risiko dan Pencegahannya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 15 Oktober 2024 | 09:30 WIB
Inilah pengaruh janin stunting pada ibu hamil (Freepik)

Nakita.id - Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik dan perkembangan anak terganggu, biasanya ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar usianya.

Kondisi ini sering disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama selama seribu hari pertama kehidupan, yang mencakup periode dari kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Ibu hamil memiliki peran penting dalam mencegah stunting, karena kondisi janin sangat dipengaruhi oleh kesehatan dan nutrisi yang diterima selama kehamilan.

Pengaruh Stunting pada Ibu Hamil

Stunting tidak hanya memengaruhi anak, tetapi juga dapat memberikan dampak pada kesehatan ibu hamil.

Beberapa pengaruh dan faktor yang terkait dengan kehamilan dan risiko anak stunting antara lain:

1. Kekurangan Nutrisi pada Ibu Hamil

Kekurangan nutrisi pada ibu hamil, seperti zat besi, asam folat, protein, dan vitamin, dapat meningkatkan risiko melahirkan anak stunting.

Moms yang tidak mengonsumsi makanan bergizi seimbang berisiko memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah, yang menjadi salah satu faktor penyebab stunting.

Selain itu, kekurangan energi kronis selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan janin, menyebabkan gangguan pertumbuhan yang dapat berlanjut hingga masa kanak-kanak.

2. Kesehatan Moms yang Terganggu

Ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan kronis, seperti anemia, hipertensi, atau infeksi, lebih rentan melahirkan anak dengan gangguan pertumbuhan.

Kondisi kesehatan Moms yang buruk dapat memengaruhi aliran darah dan nutrisi ke janin, yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.

3. Gangguan Plasenta

Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik dapat membatasi aliran nutrisi dan oksigen ke janin.

Baca Juga: Risiko Stunting pada Ibu Hamil: Penyebab dan Pencegahannya

Ketika janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari Moms, pertumbuhannya bisa terganggu, sehingga meningkatkan risiko lahir dengan kondisi stunting.

4. Stres pada Ibu Hamil

Stres fisik dan mental pada ibu hamil juga dapat mempengaruhi perkembangan janin.

Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan kadar hormon kortisol dalam tubuh Moms, yang berpotensi menghambat pertumbuhan janin.

Moms yang mengalami stres berkepanjangan selama kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, yang merupakan faktor risiko stunting.

5. Lingkungan yang Tidak Sehat

Ibu yang hamil di lingkungan dengan sanitasi yang buruk atau terpapar polusi udara memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan anak stunting.

Paparan bahan kimia atau lingkungan yang tidak bersih dapat mempengaruhi kesehatan Moms dan menghambat perkembangan janin.

Cara Mencegah Stunting Selama Kehamilan

Untuk mengurangi risiko melahirkan anak stunting, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh ibu hamil.

Berikut adalah beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan:

1. Asupan Gizi yang Optimal

Mendapatkan asupan nutrisi yang cukup selama kehamilan sangat penting untuk mencegah stunting pada anak.

Ibu hamil harus memastikan dietnya mencakup protein, vitamin, mineral, serta kalori yang cukup.

Konsumsi makanan bergizi seperti sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian, daging tanpa lemak, ikan, dan produk susu sangat dianjurkan.

Baca Juga: Apakah Stunting pada Anak Terjadi karena Genetik? Ini Penjelasannya

Penting juga untuk mengonsumsi suplemen kehamilan yang direkomendasikan oleh dokter, seperti asam folat, zat besi, dan kalsium, untuk mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin.

2. Perawatan Kesehatan yang Baik

Rutin memeriksakan kehamilan ke dokter atau bidan penting untuk memastikan ibu dan janin dalam kondisi sehat.

Deteksi dini terhadap masalah kehamilan, seperti anemia atau gangguan plasenta, dapat membantu mencegah komplikasi yang dapat menyebabkan stunting.

3. Mencegah Infeksi

Infeksi selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin.

Oleh karena itu, ibu hamil harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta mendapatkan imunisasi yang diperlukan untuk mencegah penyakit seperti hepatitis, rubella, atau flu yang bisa memengaruhi kesehatan janin.

4. Mengelola Stres

Penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan mental dan mengelola stres selama kehamilan.

Berlatih relaksasi, yoga, atau berbicara dengan orang terdekat bisa membantu mengurangi kecemasan dan menjaga keseimbangan emosional yang baik untuk perkembangan janin.

5. Kondisi Lingkungan yang Sehat

Selain menjaga kesehatan diri, ibu hamil juga perlu memastikan lingkungan tempat tinggalnya bersih dan bebas dari polusi.

Sanitasi yang baik dan akses ke air bersih penting untuk mencegah infeksi dan menjaga kesehatan selama kehamilan.

6. Dukungan dari Pasangan dan Keluarga

Peran pasangan dan keluarga dalam mendukung kesehatan ibu hamil juga sangat penting.

Dengan dukungan yang baik, ibu bisa mendapatkan akses ke makanan bergizi, perawatan kesehatan yang optimal, serta lingkungan yang sehat, yang semuanya berperan dalam mencegah risiko stunting pada anak.

Baca Juga: Mencegah Stunting Bisa Dilakukan Ibu Hamil Melalui Menu Makanan Ini

Kesimpulan

Kesehatan ibu hamil sangat mempengaruhi risiko anak mengalami stunting.

Asupan nutrisi yang baik, kesehatan mental dan fisik yang terjaga, serta lingkungan yang sehat adalah faktor-faktor kunci yang harus diperhatikan selama kehamilan.

Pencegahan stunting harus dimulai sejak awal kehamilan, karena seribu hari pertama kehidupan adalah periode yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Dengan menjaga kesehatan ibu hamil, risiko melahirkan anak stunting dapat diminimalkan, dan bayi dapat tumbuh optimal setelah lahir.