Cara Mengetahui Gejala Stunting pada Bayi Baru Lahir agar Segera Ditangani

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Kamis, 17 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Gejala stunting pada bayi baru lahir (Freepik)

Nakita.id - Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Stunting sering kali terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

Bayi yang mengalami stunting biasanya akan lebih pendek dibandingkan anak seusianya dan berisiko mengalami gangguan perkembangan kognitif serta kesehatan jangka panjang.

Mengenali gejala stunting pada bayi baru lahir sangat penting agar penanganan bisa dilakukan lebih dini.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengenali tanda-tanda awal stunting pada bayi baru lahir, mengutip dari laman resmi Kemenkes.

Tanda Stunting pada Bayi Baru Lahir

1. Berat Badan Lahir Rendah

Salah satu indikator penting stunting adalah berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu kurang dari 2.500 gram.

Jika bayi lahir dengan berat badan yang jauh di bawah rata-rata, ini bisa menjadi tanda bahwa janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilan.

Berat badan yang rendah sejak lahir menjadi faktor risiko stunting jika tidak ada upaya peningkatan gizi yang memadai setelah kelahiran.

2. Panjang Badan di Bawah Normal

Selain berat badan, panjang badan bayi baru lahir juga merupakan indikator penting.

Bayi yang lahir dengan panjang badan kurang dari 48 cm mungkin berisiko mengalami stunting.

Pemeriksaan panjang badan secara rutin sejak lahir hingga 2 tahun sangat penting untuk memantau pertumbuhan anak dan memastikan tidak ada keterlambatan dalam pertumbuhannya.

Baca Juga: Berat Badan dan Tinggi Badan Anak Stunting: Pentingnya Pemantauan dan Penanganan Dini

3. Lingkar Kepala yang Kecil

Lingkar kepala bayi yang kecil juga bisa menjadi tanda kekurangan gizi, terutama jika ukurannya berada di bawah standar normal.

Lingkar kepala bayi yang normal pada saat lahir berkisar antara 33 hingga 35 cm.

Lingkar kepala yang terlalu kecil dapat mengindikasikan keterlambatan pertumbuhan otak dan perkembangan kognitif yang berpotensi menyebabkan stunting.

4. Kesulitan Menyusu

Bayi baru lahir yang mengalami kesulitan menyusu atau tidak mampu menyusu dengan baik bisa mengalami kekurangan gizi, yang dapat berdampak pada pertumbuhannya.

Bayi yang kurang menyusu mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal, sehingga berisiko mengalami stunting.

5. Pertumbuhan yang Lambat

Bayi yang mengalami stunting mungkin tampak lebih kecil dan pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan bayi seusianya.

Penting untuk memantau pertumbuhan bayi secara teratur dengan mengukur berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala setiap bulannya.

Jika grafik pertumbuhan menunjukkan tren melambat atau tetap pada angka rendah, ini bisa menjadi tanda awal stunting.

6. Perkembangan Motorik yang Terlambat

Gejala stunting tidak hanya terlihat dari fisik, tetapi juga bisa dari perkembangan motorik.

Bayi yang mengalami stunting mungkin menunjukkan tanda-tanda keterlambatan dalam perkembangan motorik, seperti terlambat mengangkat kepala, merangkak, atau duduk.

Ini bisa disebabkan oleh kurangnya nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan otot dan saraf.

Baca Juga: Bahaya Mengabaikan Gejala Stunting, Termasuk Kesehatan Mental

7. Kulit dan Rambut yang Kusam

Stunting juga dapat mempengaruhi kondisi kulit dan rambut bayi.

Bayi yang kekurangan gizi mungkin memiliki kulit yang kering dan rambut yang kusam atau rapuh.

Ini adalah tanda bahwa tubuh bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kesehatan kulit dan rambut.

8. Iritabilitas atau Mudah Rewel

Bayi yang kekurangan gizi cenderung lebih mudah rewel dan sulit ditenangkan.

Kekurangan nutrisi penting seperti zat besi dan vitamin B dapat mempengaruhi suasana hati dan energi bayi.

Bayi yang sering menangis tanpa alasan yang jelas, sulit tidur, atau menunjukkan ketidaknyamanan yang berlebihan mungkin sedang mengalami kekurangan nutrisi yang dapat mengarah pada stunting.

Langkah-Langkah Pencegahan Stunting

Jika Moms mencurigai bayi menunjukkan tanda-tanda stunting, segera konsultasikan dengan dokter anak atau tenaga medis.

Stunting bisa dicegah atau diminimalisasi dengan langkah-langkah berikut:

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sangat penting untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang optimal.

Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat dan bergizi seimbang setelah 6 bulan.

Pemantauan tumbuh kembang secara berkala untuk memastikan bayi mengalami pertumbuhan yang sesuai dengan usianya.

Baca Juga: Apa Itu Stunting dan Bagaimana Gejala yang Muncul? Simak Penjelasan Ilmiahnya Ini

Perawatan antenatal yang baik selama kehamilan, termasuk mengonsumsi makanan bergizi, suplemen zat besi, asam folat, dan vitamin lainnya, untuk mendukung pertumbuhan janin.

Kesimpulan

Stunting dapat mulai dikenali sejak bayi baru lahir melalui tanda-tanda seperti berat badan lahir rendah, panjang badan di bawah rata-rata, hingga perkembangan motorik yang lambat.

Deteksi dini sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang yang bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental anak.

Dengan pemberian nutrisi yang baik dan pemantauan rutin, risiko stunting dapat diminimalkan, dan pertumbuhan anak dapat berjalan optimal.