Bahaya Calon Orang Tua Tidak Memahami Pengetahuan Tentang Stunting

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Bahaya orang tua tidak memahami stunting (Pixabay)

Nakita.id - Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan kondisi tubuh anak yang lebih pendek dari standar usianya.

Masalah ini bukan sekadar masalah tinggi badan, tetapi mencerminkan kekurangan gizi yang serius pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, termasuk saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Memahami tentang stunting sangat penting bagi calon orang tua, karena kurangnya pengetahuan tentang stunting bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak dan kesejahteraan generasi mendatang.

Berikut adalah beberapa bahaya jika calon orang tua tidak memahami pentingnya pengetahuan tentang stunting, mengutip dari berbagai sumber.

Bahaya Calon Orang Tua Tidak Memahami Stunting

1. Risiko Terjadinya Stunting Pada Anak Meningkat

Stunting umumnya terjadi karena kurangnya asupan gizi yang memadai pada masa kehamilan dan masa awal kehidupan anak.

Jika calon orang tua tidak memahami pentingnya nutrisi yang cukup dan seimbang selama kehamilan dan setelah kelahiran, mereka mungkin tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pola makan ibu hamil dan gizi anak.

Hal ini akan meningkatkan risiko anak mengalami stunting, yang dampaknya bisa bertahan seumur hidup.

Contoh: Seorang ibu hamil yang tidak tahu bahwa kekurangan zat besi dan protein selama kehamilan bisa berdampak pada pertumbuhan janin.

Akibatnya, janin mungkin mengalami pertumbuhan yang terhambat, dan setelah lahir, anak lebih rentan terhadap stunting.

2. Perkembangan Otak yang Tidak Optimal

Stunting tidak hanya memengaruhi tinggi badan, tetapi juga berdampak pada perkembangan otak anak.

Kekurangan gizi, terutama selama periode emas pertumbuhan otak, dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan kognitif.

Baca Juga: Cara Mengetahui Gejala Stunting pada Bayi Baru Lahir agar Segera Ditangani

Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami keterlambatan dalam kemampuan belajar, berbicara, dan kemampuan intelektual lainnya.

Jika calon orang tua tidak memiliki pengetahuan tentang stunting, mereka mungkin tidak sadar bahwa stunting dapat mengurangi potensi anak dalam hal perkembangan otak dan kemampuan belajar di masa depan.

Hal ini tentu akan berdampak pada prestasi akademik dan produktivitas anak saat dewasa.

3. Meningkatnya Risiko Penyakit pada Anak

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.

Ini membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit infeksi lainnya.

Kondisi ini semakin memperparah status kesehatan anak, yang akhirnya dapat mengganggu perkembangan fisik dan mentalnya.

Calon orang tua yang tidak memiliki pengetahuan tentang stunting mungkin tidak menyadari pentingnya memberikan ASI eksklusif, makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas, serta perawatan kesehatan yang optimal untuk anak.

Akibatnya, anak berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan yang dapat berdampak jangka panjang.

4. Menghambat Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi di Masa Depan

Stunting memiliki dampak jangka panjang yang tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh masyarakat dan negara.

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah, yang akan mempengaruhi produktivitas mereka di masa dewasa.

Secara ekonomi, mereka mungkin tidak dapat bersaing dengan individu yang tumbuh dengan nutrisi yang cukup dan pertumbuhan yang optimal.

Baca Juga: Apakah Stunting pada Anak Terjadi karena Genetik? Ini Penjelasannya

Jika calon orang tua tidak memahami dampak stunting, mereka tidak akan berusaha secara aktif untuk mencegahnya, yang pada akhirnya dapat menghambat kemajuan generasi masa depan.

Kualitas sumber daya manusia di suatu negara sangat dipengaruhi oleh kesehatan dan kemampuan intelektual penduduknya, dan stunting menjadi salah satu ancaman besar bagi hal ini.

5. Kurangnya Persiapan dalam Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu hamil, tetapi juga calon ayah.

Peran calon ayah dalam mendukung kesehatan ibu selama kehamilan sangat penting, mulai dari memberikan dukungan emosional hingga memastikan ibu mendapatkan nutrisi yang cukup.

Jika calon ayah tidak memiliki pengetahuan tentang stunting, mereka mungkin tidak berperan aktif dalam menjaga kesehatan ibu dan calon bayi, yang dapat meningkatkan risiko stunting.

Tanpa pengetahuan yang memadai, calon orang tua tidak akan memahami pentingnya tindakan pencegahan, seperti memperhatikan asupan nutrisi selama kehamilan, memberikan ASI eksklusif, memantau tumbuh kembang anak secara rutin, serta menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah infeksi.

6. Tidak Mampu Membantu Orang Lain Menghindari Stunting

Calon orang tua yang memiliki pemahaman tentang stunting tidak hanya bisa mencegah stunting pada anak mereka sendiri, tetapi juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran di masyarakat.

Sebaliknya, jika tidak memahami stunting, mereka tidak akan dapat memberikan edukasi atau dukungan kepada lingkungan sekitar, seperti keluarga besar, tetangga, atau komunitas, yang bisa mengakibatkan terus berlanjutnya masalah stunting di masyarakat.

Cara Mengantisipasi Bahaya Stunting

Untuk menghindari risiko stunting, berikut adalah langkah-langkah yang bisa diambil oleh calon orang tua:

1. Pendidikan Gizi Selama Kehamilan

Calon orang tua perlu memperdalam pengetahuan mereka tentang pentingnya nutrisi selama kehamilan.

Konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat, protein, dan nutrisi lainnya sangat penting untuk mendukung pertumbuhan janin.

Baca Juga: Apakah Stunting Bisa Disembuhkan dengan Mengonsumsi Vitamin?

2. Memastikan Nutrisi yang Cukup pada Anak

Setelah melahirkan, pastikan anak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dan setelahnya, beri MPASI yang bergizi seimbang.

Nutrisi yang baik pada masa awal kehidupan anak sangat krusial untuk mencegah stunting.

3. Konsultasi Rutin dengan Tenaga Kesehatan

Calon orang tua perlu rutin berkonsultasi dengan bidan atau dokter selama kehamilan dan setelah melahirkan untuk memantau kesehatan ibu dan anak, serta memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai standar.

4. Peran Aktif Calon Ayah

Calon ayah juga perlu terlibat dalam menjaga kesehatan ibu selama kehamilan dan memastikan pola makan yang baik bagi ibu dan anak setelah lahir.

Dukungan dari ayah bisa membantu memperbaiki kualitas hidup ibu dan anak.

Kesimpulan

Kurangnya pemahaman calon orang tua tentang stunting berisiko meningkatkan terjadinya stunting pada anak, yang berdampak pada perkembangan fisik, mental, dan ekonomi di masa depan.

Dengan pengetahuan yang memadai, calon orang tua dapat mencegah stunting dan memastikan anak-anak tumbuh sehat serta produktif.

Sebagai calon orang tua, sangat penting untuk mencari informasi dan berkonsultasi dengan ahli gizi atau tenaga kesehatan mengenai pencegahan stunting.