Seorang Kakek Lakukan Donor Darah Terakhir Setelah Selamatkan 2,4 Juta Bayi dari Tetes Darahnya

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 17 Mei 2018 | 10:21 WIB
Harrison telah menyumbangkan 500 hingga 800 mililiter plasma darah setiap dua minggu, hanya melewatkan sesi jika dia bepergian ke suatu tempat dan tidak ada tempat menyumbang darah di tempat itu. (The Daily Sabah)

Itu mendorongnya untuk mulai menyumbangkan darah segera setelah dia berusia 18 tahun 1954, jauh sebelum para petugas kesehatan menemukan kombinasi langka darah Rh-negatif dan antibodi Anti-D dalam darahnya.

Robyn Barlow, koordinator program Rh, program donor pertama di dunia untuk Anti-D, merekrut Harrison sebagai donor pertama program itu pada tahun 1966.

"James sudah menjadi donor, jadi itu mudah. ​​Kami menjelaskan itu berarti meningkatkan antibodi dengan memberikan lebih banyak darah Rh-positif, untuk terus meningkatkan antibodi. Dia bilang oke dan kita mulai," kata Barlow.

"Sungguh menakjubkan. Obatnya sangat sederhana dan 50 tahun kemudian, kita masih bergantung pada orang seperti James untuk menghasilkan Anti-D. Itu tidak pernah berubah.

Kami belum menemukan cara alternatif untuk mencegah penyakit ini," kata Barlow, yang mengatakan mencari donor lain seperti Harrison adalah sebuah perjuangan.

Harrison telah menyumbangkan 500 hingga 800 mililiter plasma darah setiap dua minggu, hanya melewatkan sesi jika dia bepergian ke suatu tempat dan tidak ada tempat menyumbang darah di tempat itu.

BACA JUGA:  Hati-hati Moms, Kebanyakan Garam Bisa Bikin Cepat Pikun dan Demensia

"Ini adalah akhir dari sebuah era. Saya telah menyumbang selama 63 tahun. Saya hanya harus mencari sesuatu aktivitas lain yang harus saya lakukan setelah rutin ke tempat ini selama berpuluh-puluh tahun," kata Harrison, yang tidak bisa lagi menyumbang karena alasan usia.

"Saya berharap akan bisa melanjutkan apa yang selama ini saya lakukan jika otoritas mengizinkan saya. Jika perlu, mereka mengubah sistem, dan percayalah, dengan satu panggilan telpon, saya akan bergegas kemari," kata kakek yang selalu tersenyum ini.

Di Australia, sekitar 17% kehamilan membutuhkan suntikan Anti-D di Australia. Bahkan anak perempuan Harrison sendiri menerima suntikan saat hamil.