Seorang Kakek Lakukan Donor Darah Terakhir Setelah Selamatkan 2,4 Juta Bayi dari Tetes Darahnya

By Soesanti Harini Hartono, Kamis, 17 Mei 2018 | 10:21 WIB
Harrison telah menyumbangkan 500 hingga 800 mililiter plasma darah setiap dua minggu, hanya melewatkan sesi jika dia bepergian ke suatu tempat dan tidak ada tempat menyumbang darah di tempat itu. (The Daily Sabah)

"Para ibu adalah Rh negatif dan mereka membawa bayi yang positif Rh, karena ayah berdarah positif," jelas Sue Ismay, direktur ilmiah dari Layanan Darah Palang Merah.

Sistem kekebalan ibu "membaca" sel darah merah bayi sebagai ancaman asing dan menghasilkan antibodi untuk menghancurkannya, yang mungkin bisa menyebabkan bayi lahir mati atau keguguran, kata Ismay.

Sebelum penemuan terobosan Anti-D pada tahun 1960-an, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir telah  membunuh ribuan bayi di Australia per tahun

Sejak 1967, lebih dari tiga juta dosis Anti-D telah diterbitkan dengan sumbangan besar antibodi plasma Harrison di antaranya.

BACA JUGA: Menghindari Kehamilan Lewat Waktu, Patuhi Jadwal Kontrol Kehamilan

Hingga saat ini, hanya ada sekitar 165 donatur saat ini dan upaya untuk menciptakan Anti-D sintetis belum berhasil sejauh ini.

"Australia berutang banyak terima kasih kepada James Harrison," kata Palang Merah dalam sebuah pernyataan.

"Darah Harrison bagaikan obat Anti-D, yang adalah intervensi memberi hidup bagi ribuan bayi Australia. Mereka bisa terselamatkan hanya jika orang-orang seperti Harrison bersedia memberikan darahnya," demikian kutipan dari pernyataan tersebut. (*)