9 Cara Menghadapi Anak yang Suka Berbohong Fantasi

By Ipoel , Selasa, 19 Maret 2013 | 07:00 WIB
Atasi Bohong Fantasi (Ipoel )

6. Galilah sebanyak mungkin informasi dari anak dan arahkan fantasinya

Ketika anak bercerita tentang temannya yang bisa terbang, tentu saja orangtua harus bisa mengarahkan imajinasi/fantasi anak tersebut dengan mengajaknya bicara.

Arahkan fantasi tersebut pada realitas yang sebenarnya.

Contoh, “Apa iya, temanmu bisa terbang seperti Superman? Kamu tahu cara terbangnya seperti apa? Soalnya, yang Ibu tahu untuk bisa terbang itu harus punya sayap. Manusia punya sayap tidak?”

7. Bantu anak menuangkan imajinasinya dengan positif

Contoh, si prasekolah bercerita kepada temannya bahwa ia pernah bermain di sebuah taman ajaib.

Ketika mendengar cerita seperti itu, ajak anak bicara setelah ia usai bermain dengan temannya.

Minta anak untuk menceritakan apa yang ada di dalam pikirannya tentang taman ajaib. “Eh, tadi kamu cerita sama temanmu tentang taman ajaib, ya. Seperti apa, sih Dek, taman ajaibnya? Coba, kamu gambarkan biar Ibu bisa membayangkannya. Kira-kira taman seperti itu sama enggak ya dengan taman yang ada di dekat rumah kita?”

Orangtua tetap mengajak anak untuk mengarahkan fantasinya menjadi hal yang positif.

Anak bisa menuangkan pikirannya lewat media gambar misalnya dan melihat pada realitas sesungguhnya secara lebih konkret.

8. Biasakan anak untuk bicara hal yang sebenarnya dan tunjukkan sikap seperti apa yang diharapkan darinya

Ketika orangtua mendengar si prasekolah melakukan bohong fantasi, selain mengarahkan fantasinya pada hal yang positif dan konkret, orangtua juga perlu mengarahkan sikap dan perilaku anak untuk mengatakan hal yang sebenarnya. 

Contoh, “Tadi Ibu dengar kamu cerita tentang tendangan jurus Karate Kid yang membuat temanmu sampai terlempar. Seperti apa sih, jurusnya? Pastinya temanmu kesakitan, dong? Ibu harap, sih, kamu tidak menendang temanmu. Apalagi kalau tendangannya sampai bikin temanmu terlempar. Lain kali tidak begitu lagi ya, Sayang.”

9. Hargai selalu usaha positif yang dilakukan anak

Caranya dengan memberikan pujian atau penghargaan dalam bentuk senyuman, acungan jempol, atau ucapan terima kasih agar anak merasa bangga dan berfokus pada perilaku yang diharapkan dan meninggalkan kebiasaan bohong fantasinyanya.