Nakita.id - Rasanya tiap anak pernah mengalami masalah sulit makan. Dari makan sambil bermain atau jalan-jalan, makan diemut, hingga hanya suka susu. Pertanyaannya, apakah boleh anak makan sambil berjalan-jalan?
Simak tips praktis berikut:
1. Sambil Bermain, Jalan-Jalan, Atau Nonton Teve
Sering terjadi, anak makan sambil nonton teve, bermain, atau jalan-jalan, sambil orangtua menyuapi makanan ke mulutnya. Jujur, perilaku makan seperti ini umumnya karena pembiasaan. Dampaknya kemudian, anak tak mau makan kalau tak sambil melakukan aktivitas itu. Anak jadi tidak belajar mengendalikan keinginannya untuk tidak menonton dan hanya fokus pada makanan.
Solusi:
- Biasakan saat jam makan, anak duduk di meja makan keluarga atau meja/kursi khususnya.
- Ajari anak makan sendiri dengan memberinya contoh dalam acara makan bersama keluarga. Beri makanan dalam porsi kecil dan biarkan ia “mengaduk-aduk” makanannya. Jelaskan kepada si kecil bahwa dia boleh bermain/nonton teve kembali setelah menghabiskan makanannya.
- Ciptakan acara makan yang menyenangkan agar anak “lupa” dengan mainan dan tontonannya. Misal, sambil menceritakan proses dibuatnya makanan tersebut, dengan bahasa yang mudah dipahami anak.
- Kalau anak tak mau diam dan berjalan-jalan, jangan lantas diikuti. Tetaplah duduk di sekitar meja makan untuk menarik perhatian anak agar mau kembali duduk. Bila anak tak kembali juga, dekati anak dan ajak kembali duduk. Upaya ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran. Tapi percayalah, Anda akan mendapatkan hasilnya.
Baca Juga: Anak Tidak Mau Makan Nasi? Coba Ganti dengan Beberapa Buah Ini
2. Makan Diemut
Umumnya diawali di usia ketika bayi seharusnya dikenalkan pada makanan tim padat (8 bulan) tetapi terlambat dikenalkan. Padahal proses belajar makan makanan padat harus dilakukan tepat waktu agar anak terangsang untuk menggerakkan rahang, mengunyah, dan menggunakan gigi geligi yang sudah muncul.
Pada anak batita, kebiasaan mengemut disebabkan ia terlalu asyik dengan aktivitas lain sehingga “lupa” kalau di mulutnya ada makanan. Kebiasaan ini pun bisa jadi merupakan bentuk protes anak lantaran dipaksa makan, bosan dengan makanan yang ada, atau ia sebetulnya sudah kenyang tetapi terus disodori makanannya hingga habis. Mendiamkan makanan dalam mulut bisa juga dikarenakan gangguan fisik ataupun nyeri akibat infeksi, seperti sakit gigi, sariawan, atau radang tenggorokan.
Solusi:
- Kenalkan makanan padat mulai di usia 6 bulan secara bertahap, dari yang halus hingga kasar dan padat. Beri contoh bagaimana cara mengunyah.
- Biasakan anak makan di meja makan tanpa disambi aktivitas lain semisal nonton teve dan berjalan-jalan.
- Tak usah banyak berkomentar tentang mengemutnya, tapi pujilah ia ketika mulai mengunyah.
- Buat makanan yang bervariasi, baik dari segi rasa, tekstur, dan rupa. Di usia 3 tahun, anak sudah bisa dilibatkan dalam pemilihan menu agar ia lebih bersemangat menyantap makanannya.
- Bantulah anak merawat kesehatan mulut dan giginya secara rutin karena anak usia ini belum bisa menggosok gigi sendiri dengan baik.
Baca Juga: Para Orangtua Wajib Tahu, Ini Pentingnya Menemani Anak Makan Agar Kebutuhan Gizi Si Kecil Terpenuhi
3. Aksi Tutup Mulut
Penyebabnya: anak sudah kenyang, protes karena makannya diburu-buru atau diancam, tak suka rasa makanannya, sedang sariawan atau sakit gigi.
Solusi:
- Bujuk anak untuk makan dengan menyebutkan nikmatnya makanan yang disajikan.
- Walau makanannya belum habis, sudahi dulu proses makannya sesuai kesepakatan. Beberapa waktu kemudian tawari lagi, “Nanti saat jarum panjang di jam menunjuk angka 5, kita makan lagi ya.”
- Hindari pemberian camilan dan susu kurang dari 1 jam sebelum makan karena saat itu anak masih belum merasa lapar.
- Bila ada masalah dengan kesehatannya, atasi segera.
4. Hanya Suka Susu
Sekitar usia 8 bulan, setelah anak mengonsumsi makanan padat, susu hanyalah pelengkap, bukan yang utama. Jika anak hanya suka minum susu saja, umumnya karena sikap susah makannya selalu dijawab dengan susu.
Solusi:
- Ubah pola kebiasaan minum susunya secara bertahap. Bila tadinya sehari menyusu 6 kali, kurangi jadi 4-5 kali, lalu 2-4 kali.
- Asupan susu diganti dengan jus buah tanpa gula agar lebih mudah meningkatkan asupan makanan padatnya.
Baca Juga: Terkadang Sering Buat Moms Stres, Ini Lo Solusi dari Masalah Makan pada Si Kecil