Awas! Ada Risikonya Bila Ibu Hamil Sering Minum Obat Pereda Nyeri

By Fadhila Afifah, Senin, 11 Juni 2018 | 08:15 WIB
Ibu hamil sering mengonsumsi obat pereda nyeri bisa berisiko bagi bayi. (iStockphoto)

Nakita.id - Banyak penelitian mulai memeriksa efek jangka panjang bagi ibu hamil yang mengonsumsi obat penghilang rasa sakit tertentu selama kehamilan.

Setelah melakukan tes pada jaringan manusia, para peneliti dari Universitas Edinburgh di Inggris telah menemukan bahwa penghilang rasa sakit yang diminum oleh perempuan hamil dapat memengaruhi kesuburan anak yang belum lahir.

BACA JUGA: Seberapa Banyak Takaran Kopi yang Aman Untuk Tubuh? Ini Jawabannya!

Studi ini diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives, yang didanai oleh Dewan Penelitian Medis, Wellcome dan Masyarakat Inggris Endokrinologi Pediatrik dan Diabetes.

"Kami akan mendorong perempuan untuk berpikir dengan hati-hati sebelum mengambil obat penghilang rasa sakit dalam kehamilan dan mengikuti pedoman yang ada - mengambil dosis serendah mungkin untuk waktu sesingkat mungkin," kata Dr Rod Mitchell yang memimpin penelitian di Pusat MRC untuk Kesehatan Reproduksi di Universitas dari Edinburgh.

BACA JUGA: Simak! Ini Tip Membawa Makanan di Dalam Kendaraan Saat Mudik Lebaran

Obat penghilang rasa sakit atau nyeri ini termasuk parasetamol dan ibuprofen.

Para peneliti menguji efek parasetamol dan ibuprofen pada sampel testis dan ovarium janin manusia.

Setelah periode paparan satu minggu, pengurangan jumlah sel kuman diamati.

Sel-sel kuman mengacu pada sel-sel reproduksi dalam tubuh, yaitu sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki.

Hasilnya, paparan parasetamol menyebabkan penurunan 40% dalam sel-sel ini, sedangkan paparan ibuprofen menghasilkan penurunan 50%.

BACA JUGA: Lagi, Meghan Markle Dianggap Melanggar Protokol Kerajaan Saat Ulang Tahun Ratu Elizabeth, Mengapa?

Para peneliti menunjukkan efek ini pada masa depan anak-anak perempuan karena semua telur mereka diproduksi di dalam rahim.

Gadis biasanya lahir dengan sekitar dua juta telur di indung telur mereka. Persediaan ini secara perlahan habis selama 40 hingga 50 tahun.

Namun, bila terlahir dengan jumlah telur yang berkurang dapat menyebabkan menopause dini.

BACA JUGA: Cara Tepat Mendukung Orang yang Cenderung Ingin Bunuh Diri Seperti Kate dan Anthony

Dalam kasus anak laki-laki yang belum lahir, sel yang memproduksi sperma berkurang hampir 25% setelah jaringan testis terkena parasetamol atau ibuprofen.

Hasil yang sama diamati dalam tes yang dilakukan pada tikus yang membawa cangkok jaringan testis janin manusia.

Hasilnya, satu hari paparan parasetamol dosis manusia menyebabkan penurunan 17% sel-sel yang memproduksi sperma, satu minggu paparan melihat hampir sepertiga sel lebih sedikit.

Menurut para peneliti, obat penghilang rasa sakit bekerja pada molekul yang disebut prostaglandin yang memiliki fungsi penting dalam ovarium dan testis.

BACA JUGA: Ucapkan Selamat Tinggal Pada Yahoo Messenger! Ini Aplikasi yang Akan Menggantikannya

Dipercaya bahwa parasetamol atau ibuprofen dapat meninggalkan tanda yang diwariskan (dikenal sebagai tanda epigenetik) yang membuat perubahan pada struktur DNA.

Sehingga efek obat penghilang rasa sakit bisa diteruskan kepada generasi masa depan alias anak-anaknya.

Pedoman saat ini di Inggris merekomendasikan bahwa perempuan hamil membatasi penggunaan parasetamol dan menghindari ibuprofen.

Para peneliti menyatakan bahwa saran ini tetap tidak berubah.

BACA JUGA: [VIDEO] Tips & Trick - Tips Menjaga Kesehatan Kulit Saat Puasa

Patrick O`Brien, konsultan ahli kandungan dan juru bicara untuk Royal College of Obstetricians and Gynecologists, menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum kesimpulan yang pasti bisa ditarik.

"Perempuan tidak boleh khawatir dengan hasil penelitian ini. Parasetamol secara luas diterima sebagai obat penghilang rasa sakit yang aman untuk ibu hamil untuk diambil, dan dapat sangat bermanfaat ketika seorang wanita hamil menderita migrain, misalnya," katanya.